Senin, 18 Agustus 2014

Profil Irsyad Maulana - Arema

·         Name: Irsyad Maulana
·         Born: Senin, 27 September 1993
  Payakumbuh
·         Position: Pemain Tengah
·         Number: 88

Tidak ada yang mengenal kemampuan Irsyad Maulana sebelum dia bergabung dengan Arema. Bahkan pendukung Pelita Jaya sekalipun sebagai tim sebelumnya. Maklum Irsyad adalah punggawa Pelita Jaya U-21 sebelum bergabung di Arema sehingga kemampuan dia tidak banyak dikenal.
Irsyad memulai petualangan di dunia sepak bola sejak lulus SMP. Irsyad muda bergabun di PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Pelajar) Sumatra Barat selama tiga tahun sambil mengenyam pendidikan SMA.
Selepas dari SMA, bakatnya tercium oleh manajemen Pelita Jaya yang langsung membawanya masuk ke Pelita Jaya U-21. Hanya semusim mencicipi persaingan di tim senior, Rahmad Darmawan pun membawanya ke tim Arema yang baru saja dilebur dengan Pelita Jaya musim 2012.
Rahmad Darmawan, eks pelatih Irsyad di Pelita Jaya dan Arema punya pendapat soal kualitasnya. Simak ucapannya tentang Irsyad Maulana, sosok yang musim 2011/2012 mencetak lima gol meski berposisi sebagai gelandang serang.
"Pemain ini sangat potensial talentanya. Dia saat ini sedang dirayu Persija Jakarta. Saya masih ingin mengasah Irsyad, dan menjadikannya pemain berkualitas bersama kami," Urainya
"Di Arema, Irsyad akan berkembang. Selain kesempatan bermain di level tinggi, dia juga bisa menimba ilmu dari para seniornya, dimana kami punya Dendi, Joko, Hendro, Sani, Egi, dan Dedi. Dia sudah kami kontrak untuk tiga tahun ke depan, Saya tahu masih kalah pengalaman, dengan senior saya. Dan kesempatan ini akan saya gunakan untuk menimba ilmu dan pengalaman dari mereka," tutupnya
Credit full:wearemania.net

Selasa, 05 Agustus 2014

THE BUTLER CHAPTER 3



THE BUTLER CHAPTER 3

Annyeong!!! Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok… Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan cincong..langsung baca aja..

OH iya lupa…. Maaf ya..untuk chapter ini, sedikit.. n kurang panjang… maaf banget deh… tapi buat chapter selanjutnya bakal ai bikin yang banyak… mian..

EXO milik Tuhan, keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title                 : The Butler
Author             : Ai a.k.a Kang Yongeun
Cast                 : Park Chanyeol as Park Chanyeol
              Han Hain asYou (OC)
Other Cast       : Temukan sendiri
Genre              : Romance
Rating             : T
Length             : Chapter
Warning          : Gaje, typo dimana-mana, alur berantakan, don’t like don’t read. And don’t copy..

“Mi-Mianhae…” tak kurasa air mata menetes di pipiku. Segera kutundukkan kepalaku. Tak mau aku jika pria berkulit gelap itu tahu jika aku menangis. Maafkan aku Jongin, aku tak berpikir panjang jika kau akan sangat-sangat mengkhawatirkanku. Jeongmal mianhaeyo.
Sret. Dua telapak tangan menghapus air mata yang menganak sungai di pipiku. Kudongakkan kepalaku. Kulihat mata Jongin menatap lembut mataku. Ya Tuhan, kenapa matanya terlihat sendu? Padahal aku yang menangis. Jeongmal mianhae Jonginnie. “Uljima agashi… jangan menangis karena perkataanku. Aku yang salah agashi. Mianhae…”
Kata-kata Jongin benar-benar menyejukkan hatiku. Tapi kenapa Chanyeol tak sepertimu Jongin-ah? Andai dia sepertimu, mungkin aku tak akan mudah menangis seperti sekarang. Astaga, kenapa di saat seperti ini aku malah memikirkan Chanyeol bodoh itu?
*****
Hain Pov
Aish jinja, Jonghyun benar-benar babo. Kenapa ia masih bersembunyi di balik pohon maple itu? Huh, kenapa ia tak segera menghampiri Sanghee dan namja itu? Dasar namja keras kepala. Aish! Appo, gara-gara mengamati ketiga orang itu aku harus bersembunyi di balik semak-semak sehingga digigit nyamuk. Ah, tangan dan badanku gatal. Aku ingin pergi, tapi bagaimana dengan misi penyatuan cinta sanghee-jonghyun? Aigoo. Okay Han Hain, Fighting! Ini adalah kesempatanmu juga, lihat Chanyeol masih setia ada di sampingmu. Setidaknya misi ini membuatmu bisa berduaan dengan seorang Park Chanyeol.
Normal Pov
Seorang pemuda yang diketahui bernama Niel tengah berlutut di depan seorang gadis bernama Kang Sanghee. Terlihat dari kejauhan ada tiga orang manusia yang tengah memperhatikan kedua orang itu.
“Sanghee-ya, bagaimana keputusanmu? Apa jawabanmu untukku?” Nampak pemuda itu bicara hati-hati. Sedangkan yang diajak berkomunikasi masih terdiam dalam bingung.
Niel menatap manik mata gadis bersurai hitam itu dengan dalam, “Sanghee-ya, kau tahu aku menyukaimu. Jadi, maukah kau menjadi kekasihku?
Grep. Seorang pemuda bersuara merdu tiba-tiba menginterupsi kegiatan yang telah dilakukan Niel. Pemuda itu menarik secara kasar tangan milik Kang Sanghee. Kontan gadis itu terkejut. Jangankan gadis itu yang terkejut, Niel saja juga terkejut dengan kedatangan pengganggu tak diundang itu.
“Jangan menyatakan cinta pada seseorang yang sudah memiliki pacar.” Ucap Jonghyun ketus pada Niel. Sedangkan tangannnya masih menggenggam erat tangan gadis disampingnya. Untuk Sanghee? dia hanya melongo tak percaya? Pacar? Bagaimana mungkin dia suah punya pacar? Cintanya saja bertepuk sebelah tangan. Bagaimana mungkin butlernya saat ini mengatakan bahwa ia sudah punya pacar? Omo! Apa mungkin yang dimaksud pacar adalah pemuda itu sendiri?
“Mwo?” Niel mengerjab bingung. “Ini tidak mungkin. Setahuku Sanghee tak punya hubungan dengan siapapun.”
Jonghyun menampilkan smirknya. “Kau ingin bukti?” Belum sempat Niel menjawab pertanyaan Jonghyun, ia sudah melihat hal mengejutkan. Dengan ganas Jonghyun melumat bibir manis Sanghee. Awalnya yang dicumbu hanya diam tak membalas saking terkejutnya. Tapi lama kelamaan gadis tersebut terbuai dengan perlakuan orang yang tengah menciumnya. Rasanya ada yang membakar dirinya saat itu. Benar-benar memabukkan. Sedangkan orang di samping mereka hanya bisa menatap Speechless.
Dua orang lain yang tengah melihat peristiwa aneh tersebut hanya menghela nafas dengan lega. Hah, akhirnya misi mereka berhasil. Untung saja kedua orang itu sebelumnya berhasil mengompor-ngompori Jonghyun agar bisa mendapatkan ladynya sendiri.
*****
Hening. Suasana itu sudah hening sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak kedua orang itu duduk di sebuah bangku taman sepuluh menit yang lalu, sampai sekarang belum ada suara yang muncul dari mulut mereka masing-masing. Entahlah, tiba-tiba suasana bagi mereka menjadi canggung. Mereka tak lagi punya hubungan sebagai seorang lady dan butler lagi. Kini mereka duduk bersama hanya karena baru saja membantu sahabat mereka masing-masing untuk mendapatkan cinta.
Tak mau lagi diselimuti keheningan, si gadis membuka suara. “Gumawoyo.”
Si pria mengernyitkan dahi, “Untuk?”
Gadis itu mencoba menatap mata pemuda disampingnya. Ah sial, itu membuatnya merona. Sekarang pipinya dihiasi blush-on merah alami. Segera ia menundukkan kepalanya. Ia tak ingin salah tingkah. “Gumawoyo sudah memabantuku untuk menyatukan cinta mereka, Chanyeol-ssi.”
 “Eoh.” Namja itu mengangguk. “Jonghyun juga temanku. Jadi aku harus membantu.”
Hening lagi.
“Hain-ssi…” Yeoja itu menoleh mendengar panggilan dari orang yang disukainya.
“Bagaimana kabarmu selama ini? Bahagia?” Tanya Chanyeol. Yang ditanya hanya mengangguk lemah. “Jongin baik padaku. Jadi aku baik-baik saja.” Ada senyum getir muncul dari wajah Park Chanyeol mendengar penuturan mantan ladynya.
“Kau menyukai pemuda itu sebagai pria?” Tanya Chanyeol yang mebuat Hain sedikit bingung. Sebenarnya apa maksud pertanyaan dari namja bertelinga lebar itu?
“Aniyo.” Yeoja itu menggeleng polos. “Dia sangat baik padaku. Seperti seorang kakak yang menyayangi adiknya. Jadi tidak mungkin aku melihatnya sebagai pria.”
Chanyeol menghela nafas lega. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Tapi saat ini seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya. “Apa kau menyukai seseorang saat ini?” Tanya namja itu lagi. ‘Kau yang kusukai Yeollie.’ “Kenapa diam?”
“Humzt.. aku…” Hain bingung harus menjawab apa hingga pertanyaan yang keluar dari mulutnya sendiri membuat luka dihatinya. “Apa kau bahagia bersama Luna-ssi?”
“Aku…”
“Pasti kau bahagia bersamanya.” Yeoja bermarga Han itu memaksakan senyum hambarnya yang jelas menyedihkan sekali. “Chukkae Chanyeol-ssi, akhirnya kau bisa bahagia bersama orang yang kusukai.”
“Han Hain-ssi aku…” Terlihat ada keraguan di mata Chanyeol saat pemuda itu ingin mengeluarkan suaranya. “Sebenarnya sekarang ini aku tidak…” Belum sempat Chanyeol menyelesaikan kalimatnya, Hain sudah memotong ucapanya terlebih dahulu. Yeoja itu tak memotong ucapan Chanyeol dengan ucapan ataupun perkataan, tapi yeoja itu memotong ucapan Chanyeol dengan bibirnya. Ya, dengan berani gadis itu mencium pemuda yang disukainya itu. Entahlah, sepertinya kesadaran gadis itu sudah menghilang. Dengan beraninya dia mencium mantan butlernya sendiri. Memang hanya sebatas menempel saja. Tapi sepertinya yeoja itu merasakan candu manis yang memenuhi bibirnya. Ia dapat merasakan bibir tebal pemuda itu. Begitu nyaman hingga membuat jantungnya ingin melompat entah kemana. Park Chanyeol? Pemuda itu masih diam ditempatnya. Ia merasakan manis yang luar biasa pada bibirnya. Rasanya lebih manis dari yang dulu ketika ia mencium gadis bernama Hain itu. Ia menginginkan lebih dari ini. Bukan hanya sebatas bibir yang menempel saja tapi ia ingin melumat bibir itu bergantian dari bibir atas dan bawah secara bergantian. Ia ingin lebih. Pemuda itu menginginkan Cherry segar itu sekarang.
Sudah bulat dengan nafsu yang mengelilingi tubuhnya, Chanyeol harus merasa kecewa ketika tautan itu terlepas. Seperti ada yang hilang dari dirinya. Saat ini ia hanya menginginkan Cherry itu menyatu dengan Cherry miliknya.
“Mian. Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena sebelumnya kau sudah menjagaku Chanyeol-ssi.” Hain menunduk setelah sadar apa yang barus saja dilakukannya. “Ah, aku harus pergi Chanyeol-ssi, aku harap kau bisa selalu bahagia dengan Luna.” Dengan terburu-buru Hain  berdiri untuk meninggalkan pemuda itu sendiri. Ia hanya tak mau teringat bahwa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.
Sret. Dengan cepat Chanyeol menarik pergelangan tangan Hain agar kembali duduk di bangku taman. Tanpa aba-aba segera diraihnya tengkuk yeoja itu dengan cepat. Segera dilumatnya bibir cherry itu dengan brutal saking tidak sabarnya. Manis, ya, itu yang dirasakan Chanyeol saat ini. Segera dihisapnya kuat-kuat bibir atas dan bawah itu pertanda ia meminta balasan. Sayang, hingga 20 detik berlalu belum ada balasan dari lady pemilik butler seorang Kim Jong in itu. yeoja itu terlalu terkejut untuk membalas ciuman panas yang diberikan pemuda bersurai hitam legam itu. Dada yeoja itu terasa bergemuruh hebat. Perut yeoja itu terasa dililit ribuan kupu-kupu. Nafas yeoja itu semakin memburu. Dia benar-benar melayang saat ini.
Tak ada balasan, dengan sengaja Chanyeol mengginggit bibir bawah mantan ladynya itu. Dihisapnya kuat-kuat darah yang sedikit mengalir di bibir bawah itu. Oh Shit, sepertinya Hain sudah terbuai dengan ciuman panas yang diberikan oleh Chanyeol pada cherry pinknya. Tanpa sadar yeoja itu membalas ciuman namja bermata besar itu. Ia hanya mencoba mengimbangi permainan indah yang diberikan Chanyeolnya. Ya, walaupun ia hanya bisa sesekali memabalas ciuman panas itu. Baginya ciuman Chanyeol untuknya saat ini begitu panas dan menggairahkan sehingga tubuhnya terasa sangat panas. Sebenarnya sejak tadi lututnya sudah lemas, jika saja Chanyeol tak menahan tengkuknya, mungkin ia sudah terjatuh dalam dada bidang pemuda kekar itu. Ya Tuhan Park Chanyeol, kau sudah membuat bibir yeoja bernama Han Hain itu membengkak.
Nafas seorang Han Hain semakin memendek. Ciuman Chanyeol memang memabukkaknnya. Tapi sekarang ia butuh udara. Dengan tenaga kecilnya ia mencoba mendorong bahu pemuda itu agar melepaskan tautan mereka. Tapi sungguh Chanyeol benar-benar bodoh. Ia tak menggubris sama sekali tindakan yeoja yang sudah kehabisan udara itu. Frustasi. Gadis itu butuh udara sekarang juga. Segera dipukulnya dada bidang milik Chanyeol dengan kuat berkali-kali. Benar saja pemuda itu menyadari bahwa gadis yang tengah dicumbunya sudah butuh pasokan oksigen yang banyak. Dengan sangat tidak rela Park Chanyeol melepaskan tautan bibir diantara mereka. Sebagai ganti ia persatukan kening mereka. Dapat dilihatnya dengan jelas bahwa gadis yang baru saja diciumnya secara brutal itu meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Wajah gadis itu juga terlihat semerah tomat. Itu pemandangan yang sangat indah bagi Chanyeol. Ingin diraupnya kembali bibir gadis itu. Tapi ia sadar bahwa gadis itu masih membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Oh Tuan Park kau harus bersabar kali ini!
Bugh. Seorang pemuda bersurai brunette dengan mata sarat emosi memukul pipi kiri Park Chanyeol. Kontan seorang gadis yang baru saja dicium Chanyeol dengan ganas terkesiap. Apalagi saat tahu siapa yang baru saja memukul orang yang disukainya adalah Kim Jongin, butlernya sendiri.
Darah segar mengucur di sudut bibir Chanyeol. “Jangan pernah kau berbuat kurang ajar pada Hain lagi!” Bentak Jongin penuh penekanan. Segera diambilnya pergelangan tangan milik Hain agar gadis itu tak bisa menolong pemuda yang baru saja dipukulnya.
“Aku ingatkan kau sekali lagi Tuan Park, jangan pernah sekalipun kau menyentuh Han Hain lagi. Kau tak pantas menyentuhnya sama sekali. Kau hanya seorang butler yang bukan lagi milik ladyku!”
Chanyeol hanya mendecih. Ia masih ingin merasakan cherry manis milik Hain tapi dengan seenaknya pemuda dengan nama panggilan Kai itu mengganggu kegiatannya untuk melakukannya.
“Jongin-ah…” Sebut Hain lirih. Sungguh sekarang ia sangat merasa bersalah pada butlernya itu. Tapi untuk sejenak tadi ia terbuai dalam sentuhan seorang Park Chanyeol.
“Dengar Hain agashi, jangan pernah kau berhubungan dengan pemuda tak tahu diri itu. Kau tak pantas bersamanya.” Jongin mengeratkan genggamannya pada jemari mungil Han Hain.
“Jongin-ah…”
“Yak apa yang kau lakukan Kim Jongin? Jangan pernah menyuruh Han Hain. Lagi pula dia juga ladymu sendiri. Kau hanya seorang butler dari Han Hain.” Chanyeol mencibir.
Jongin mengeluarkan smirknya. “Butler?” Kini pemuda maskulin itu tersenyum remeh. “Kau pikir aku seorang butler, Park Chanyeol-ssi? Aku tak yakin kau adalah seorang butler dengan rangking S.”
Hain menatap Jongin bingung. Ia hanya mengerjapkan matanya. Untuk Chanyeol sebenarnya ia sudah merasa curiga sejak awal. Tapi mengingat selama ini pemuda berkulit sedikit gelap itu tak pernah berbuat macam-macam, jadilah ia hanya mendiamkannya saja. Toh lagi pula dia bukan butler untuk Han Hain lagi.
Chanyeol menatap Jongin penuh selidik. “Siapa kau sebenarnya?”
“Aku?” lagi-lagi Jongin mengeluarkan smirknya. “Kau bisa menyebutku sebagai tunangan dari mantan ladymu ini.”
“MWO?” dua orang yang mendengar ucapan Jongin kali ini merasa tak lagi menginjak tanah.
TaoBaekCiuman
Gimana? Gaje ya? Mian.. soalnya agak dikit ceritanya… biasa ada banyak perubahan cerita.. tapi tetep Review ya…

Kamis, 24 Juli 2014

majalah gratis korea

cara mendapatkan majalah gratis dari korea gampang kok.. tinggal ngisi data diri aja korea.net pada bagian magazine... selamat mencoba

Selasa, 13 Mei 2014

THE BUTLER CHAPTER 2



THE BUTLER CHAPTER 2

Chapter 1 klik

Annyeong!!! Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok… Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan cincong..langsung baca aja..

OH iya lupa…. Maaf ya..untuk chapter ini, sedikit.. n kurang panjang… maaf banget deh… tapi buat chapter selanjutnya bakal ai bikin yang banyak… mian..

EXO milik Tuhan, keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title                 : The Butler
Author             : Ai a.k.a Kang Yongeun
Cast                 : Park Chanyeol as Park Chanyeol
              Han Hain asYou (OC)
Other Cast       : Temukan sendiri
Genre              : Romance
Rating             : T
Length             : Chapter
Warning          : Gaje, typo dimana-mana, alur berantakan, don’t like don’t read. And don’t copy..

Belum sempat chanyeol menyelesaikan kata-katanya, aku sudah memotong ucapannya. “Orang yang kau cintai?” Bahuku semakin bergetar setelah mengucapkan kata-kata itu. Sudah banyak air mataku yang bercampur dengan air hujan. Baiklah aku juga akan meninggikan suaraku kali ini, “Semuanya jadi berbeda karena dia adalah orang yang…” Chu. Apa ini? Dingin sekali bibirku. Aku tahu bibirku yang sudah membiru karena hujan memang terasa dingin, tapi ini berbeda.
******
Omo! Bibirku dan bibir Chanyeol bersentuhan. Sepertinya namja ini baru saja menekan bibirku paksa. Ini adalah ciuman pertamaku dengan orang yang juga ku sukai. Rasanya menyenangkan mengetahui fakta ini, juga, rasanya sangat sakit mengetahui bahwa Chanyeol melakukan hal ini karena ia sedang dilanda amarah. Terlebih lagi jika tahu bahwa Chanyeol melakukan hal itu bukan pada orang yang dicintainya. Tapi pada orang yang sedang bersitegang dengannya. Segera kudorong dada Chanyeol agar melepaskan ciuman kami. Dengan jelas kulihat ia semakin marah. “ Yak Park Phanyeol-ssi apa yang kau lakukan?” nafasku tersengal.
“Kau kecewa?” dia menyebutku tidak menggunakan agashi lagi, tapi dia menggunakan kata ganti ‘kau’. Ini benar-benar membuatku terkejut. Apa kau sedang kerasukan Park Chanyeol? Yang sekarang ini berada di depanku bukanlah kau park chanyeol, tapi orang lain! “Kau kecewa ciuman pertamamu bukan pada orang itu huh?”
“Mwo?” sepertinya Park Chanyeol benar-benar sudah menggali luka di hatiku yang semakin menganga lebar.
“Kau memang tak pernah mendengarkan kata-kataku. Harusnya aku segera kembali pada Luna agashi untuk menjadi butlernya saja dari pada aku menjadi butlermu.” Deg. Sakit sekali mendengarnya. Ternyata dinginnya hujan malam ini tak sedingin hatimu untukku Park Chanyeol. Kenapa jantungku masih saja berdetak kencang dan tak karuan padahal sudah jelas kau menyakitiku. Tepat saat itu juga kau melepas tanganmu yang sempat memenjara kedua lenganku. Sakit ditanganku memang sedikit berkurang. Tapi hatiku menjadi jauh lebih sakit lagi saat kau melepasnya Park Chanyeol. Karena aku tahu beberapa detik lagi kau akan meninggalkanku dan kembali pada yeoja itu.
Kuhempas nafasku dengan cepat, aku tersenyum hambar bahkan miris. “Akhirnya kau mengatakan ini.”
“Apa maksudmu?” Chanyeol menatapku jauh lebih tajam sekarang ini.
“Aku tahu kau akan mengatakan ini. Kau pasti sangat mencintai yeoja itu.” Kupaksakan senyumku yang mungkin terlihat aneh.
Baiklah. Aku akan merelakanmu Yeollie, ani! Maksudku Park Chanyeol. Tapi sekarang kenapa lagi-lagi kau malah menatapku dengan pandanganmu yang saat ini sangat marah bahkan bisa dibilang benci padaku? Sebenarnya apa maumu park chanyeol? “Selamat tinggal Han Hain.” Ucapnya ketus dan berbalik untuk pergi menjauh dari pemandanganku. Bahkan disaat terakhir pun dia menyebut namaku secara langsung untuk pertama kalinya dengan sangat dingin. Annyeong Park Chanyeol! Semoga kau bisa bahagia dengan tidak berada di sisiku lagi.
Kakiku semakin bergetar. Tak kuat lagi aku menyangga tubuhku. Aku menjatuhkan diriku terduduk di tanah. Kini aku bisa menangis sejadi-jadinya.
Normal pov
“Kini aku akan menjadi butlermu hain agashi.” Deg. Seorang namja bernama kim jongin berjongkok di depan Hain dan memayungi gadis itu dari dinginnya hujan yang menusuk kulit. Yeoja itu mendongak menatap namja itu.
*****
Saint Lucia Academy hari ini dihebohkan dengan seorang butler rangking S bernama Park Chanyeol yang sebelumnya melayani yeoja bernama Han Hain tiba-tiba menjadi butler untuk seorang yeoja cantik bernama Luna. Saint Lucia Academy tidak hanya dihebohkan dengan hal itu saja, tetapi juga perihal butler baru yang melayani Hain saat ini. Kasak-kusuk mengenai kedua hal tersebut juga sudah menyebar di seantero Saint Lucia Academy. Banyak juga rumor yang berkembang mengenai hal itu. Ada rumor yang menyebutkan bahwa Han Hain membuang Park Chanyeol, ada juga rumor yang menyebutkan bahwa Park Chanyeol bosan melayani Hain yang notabene tidaklah pintar dan kurang cantik.
“Hain-ah, gwaenchana?” Tanya Sanghee pada teman yang mulai akrab dengannya. Yang ditanya hanya mengangguk pelan. Sepertinya moodnya sedang buruk kali ini.
Kim Jongin yang ada di samping lady barunya hanya tersenyum tipis, “Hain agashi memerlukan sesuatu?” Yeoja itu hanya menggeleng pelan.
Hening.
Seorang butler yang diketahui bernama Jonghyun menghampiri ketiga orang tersebut. Dengan wajah datar ia mencoba tersenyum pada yeoja yang sudah dilayaninya sejak kecil, Kang Sanghee.
“Agashi, hari sudah sore, saatnya kita kembali ke asrama.” Yang diajak bicara seolah tak peduli. Ia malah menatap sepasang lady dan butler baru, Kim Jongin dan Han Hain untuk minta ijin pergi.
“Aku harus kembali, Jongin-ssi, kau harus menjaga ladymu ini dengan baik. Jangan seperti Park Chanyeol!” Sanghee menoleh ke arah Jongin kemudian pergi bersama butlernya. Kemudian Hain? Ia malah menoleh pada Sanghee yang sudah pergi karena mendengar nama orang yang disukainya dari yeoja itu.
*****
Perjalanan pulang yang menyebalkan. Setidaknya itu yang dirasakan Hain saat ini. Tubuhnya sekarang terlalu lemah akibat seharian ini mendengar rumor aneh tentang dirinya. Parahnya lagi, ia juga belum bisa terbiasa dengan keberadaan Jongin disisinya. Sampai sekarang, ia masih merasa bahwa Chanyeol-lah yang selalu di sisinya. Ia merasa bersama Chanyeol saja ia bisa nyaman, bukan dengan orang lain. Oh shit! Sepertinya hari buruk masih akan menghampiri yeoja bermata kecil itu. Dengan jantung yang bergemuruh hebat, sebentar lagi ia akan berpapasan dengan mantan butlernya beserta lady barunya itu. Hain berharap bisa mempercepat waktu agar ia tak berlama-lama bertatap muka dengan pemuda yang sampai saat ini masih membuat jantungnya tak bisa stabil, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Rasanya waktu kali ini seperti ada slow motionnya. Lama sekali rasanya, hingga sekarang keempat orang itu tepat berpapasan. Tak ada yang menoleh sedikitpun. Mata keempat manusia itu lurus ke depan.
“Selamat, kau sudah memperoleh butler baru.” Celetuk Chanyeol membuat ketiga orang yang lain menghentikan langkahnya sama seperti pemuda jangkung itu.
Lagi. Sepertinya pertahanan Hain akan hancur lagi. Cairan bening sudah memenuhi pelupuk mata yeoja manis itu. “Kau juga, selamat sudah kembali pada ladymu yang cantik.” Hain diikuti Jongin melangkahkan kakinya lagi. Sedang Chanyeol? Ia menggeram. Matanya sudah memerah karena menahan amarah pada yeoja yang sempat menjadi ladynya. Untuk Luna ia menoleh pada Hain yang sudah berjalan jauh. Sepertinya ia merasakan ada yang aneh.
*****
Luna menatap penuh curiga pada Chanyeol. Dari mata namja itu, ingin dilihatnya sesuatu yang mengganjal di hatinya sejak sore tadi. Sejak namja itu menjadi butler bagi lady yang sudah ditinggalkannya, Han Hain, Luna merasa bahwa namja itu sudah berubah. Ia merasa mata Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa mata berbinar Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa senyum indah dan tulus milik Chanyeol bukan lagi untuknya. Dan ia juga merasa hati Chanyeol bukan untuknya lagi.
“Apa kau menyukai yeoja itu Chanyeol-ah?” Tanya yeoja berambut pirang itu to the point. Sedang yang ditanya hanya diam memandang jendela. Saat ini kedua orang itu tengah berada di ruang tengah asrama.
Yeoja keturunan China itu menatap Chanyeol serius, “Kuharap kau bisa benar-benar meninggalkan mantan ladymu itu. Sekarang kau adalah butlerku lagi. Kau bukan lagi butler milik yeoja itu lagi.”
Lagi-lagi namja pemilik senyum indah itu diam. Ia sama sekali tak menanggapi ucapan ladynya. Entahlah, sekarang apa yang namja itu pikirkan. Saat ini ia hanya ingin diam tanpa ada yang mengganggu. Wajahnya hanya menujukkan betapa datar hatinya saat ini.
*****
Jonghyun, pemuda bersurai pirang itu menatap ladynya dari jauh dengan sedih. Rasanya ia ingin merengkuh ladynya sekarang juga tanpa mempedulikan bahwa ia adalah seorang butler. Tapi kenyataan tetaplah kenyataan, ia hanyalah seorang butler yang tidak boleh jatuh cinta pada ladynya, Kang Sanghee.
“Kau menyukainya kan?” suara bass seorang namja mengagetkan pemuda bersuara emas itu.
“Jangan konyol Chanyeol-ah. Itu tidak mungkin.” Jonghyun memutar bola matanya malas.
Chanyeol menyeringai, “Kau tak pandai berbohong padaku Jonghyun-ah. Kita sudah lama berteman. Jadi… Kau menyukai lady kesayanganmu itu kan?”
Kini giliran Jonghyun yang menyeringai, “Lalu bagaimana denganmu? Bukankah sebenarnya kau mulai menyukai yeoja bernama Han Hain itu sebagai seorang wanita?”
Deg. Entahlah, tiba-tiba jantung Chanyeol rasanya tertohok. ‘Mana mungkin aku menyukai Han Hain? Itu tidak mungkin. Dia hanya mantan ladyku yang mungkin sekarang sedang bersenang-senang dengan pemuda bernama Kim Jongin. Huh? Shit! Sekarang aku malah kesal megingat namja berkulit gelap itu bersama Hain. Aish sialan!
“Aish kau!” Chanyeol menatap Jonghyun, “Jika kau menyukainya, harusnya kau dapatkan dia!” Kini ucapan yang dibuat Chanyeol sebenarnya hanya untuk mengalihkan pembicaraan mengenai seorang gadis manis bernama Han Hain. Segera ia meninggalkan Jonghyun sendiri agar pemuda itu dapat leluasa melihat ladynya dari jauh.
“Harusnya kau jangan menutupi perasaanmu sendiri pada mantan ladymu itu Chanyeol-ah.”
*****
“Jongin-ssi…” panggil Hain lirih, tapi cukup kedengaran untuk membuat pemuda berkulit sexy itu menoleh.
Jongin memandang manik mata Hain teduh, “Ye agashi.”
“Hmt. Na…humht…”
“Ada apa agashi?” Kini raut muka pemuda yang sudah resmi menjadi butler untuk seorang Han Hain terlihat khawatir.
Hain menhirup nafas dalam-dalam, “Ayo kita bantu hubungan cinta Sanghee dan Jonghyun.”
Hening.
Yeoja imut bermarga Han ini mulai tampak cemas setelah melihat wajah butlernya yang masih diam, “Jongin-ssi…”
“Andwaeyo agashi.” Ucap Jongin tegas. Mata Hain mulai berkaca-kaca. “Mian agashi, aku tidak bermaksud bicara kasar padamu. Tapi ini bukanlah masalah kecil. Kau harus mengerti agashi. Memang mereka berdua saling mencintai, tapi itu mustahil. Kau juga harus memahami Jonghyun juga agashi, dia hanya ingin melindungi lady yang dicintainya. Ia tak ingin Sanghee dikeluarkan dari sekolah hanya karena hubungan cinta mereka.”
Bug. Sebuah kesadaran menghantam kepala Han Hain. ‘Kau benar Kim Jongin, tapi… Mereka akan menderita…’
“Jangan pikirkan itu lagi agashi. Itu akan menambah beban di hatimu.” Ujar Jongin lembut. Hain hanya mengangguk pelan menyetujui ucapan butlernya.
“Agashi…” Hain mendongak menatap Jongin yang sama tingginya dengan Chanyeol. ‘Huh? Kenapa aku ingat namja pabo itu lagi?’
Dengan wajah tanpa dosa, Jongin mengacak asal rambut Hain, “Jangan panggil aku Jongin-ssi lagi. Terlalu formal.” Hain membeku mendapat perlakuan dari Jongin. Ia hanya melongo. “Panggil saja aku Kai baby!” Secepat kilat Jongin berjalan meninggalkan Hain yang masih terpaku mencerna kata-katanya barusan.
“YAK KIM JONGIN! Berani-beraninya kau!” kini Hain mengejar pemuda berwajah maskulin itu setelah sepenuhnya sadar apa yang baru saja dilakukan Kim Jongin padanya.
Sebuah tangan terkepal melihat Han Hain dan Kim Jongin dari jauh. Kilatan marah terpancar dari wajahnya. Wajahnya sudah memerah sambil mengumpat kecil sekarang. Astaga, apa namja itu demam.
*****
Seorang yeoja berambut lurus bersiap-siap menemui seseorang. Yeoja itu adalah Kang Sanghee. Di depan cermin kamarnya, ia tengah sibuk merapikan rambutnya. Jika dilihat sekilas yeoja itu memang sibuk dengan dandanannya yang sudah cantik, tapi jika dilihat secara lebih jelas, saat yeoja itu berdandan, matanya sibuk mengekor alias melirik kesamping dimana butlernya tengah berdiri. Yeoja itu kelihatan sekali jika ia sangat ingin bicara pada butler menyebalkannya itu, tapi selalu diurungkan keinginannya itu saat ingatan tentang bagaimana butlernya, Jonghyun, menolaknya mentah-mentah muncul di kepalanya.
Suara sedikit berat membuat Kang Sanghee menoleh sesaat, “Kau akan kemana agashi?” terdengar suara itu ragu.
Sanghee menghembuskan nafasnya lambat, “Hanya menemui seseorang yang mungkin melihatku.” Kata-kata yeoja berumur 17 tahun itu ambigu, “Tidak seperti kau.”
Bug. Rasanya sebuah pukulan menghantam pipi mulus milik namja bernama Jonghyun. Sebuah pemikiran apakah ladynya akan menemui seorang pria lain mengusik hatinya. Ingin rasanya namja itu memeluk erat ladynya itu agar tak pergi kemana-mana. Huft! Tapi itu hanyalah sebuah lamunannya saja. Kakinya hanya diam, tak bergerak sedikitpun.
*****
Hain Pov
Hari minggu ini aku bingung harus melakukan apa. Aku sedikit tak suka dengan hari libur. Sebenarnya aku tak suka karena tak ada lagi waktu luang yang kuhabiskan dengan Chanyeol. Eomo! Aish, kenapa aku memikirkan dia lagi? Ah, sudahlah. Kuacak rambutku asal. Jongin masih tidur, aku tak mau membangunkannya. Kelihatannya dia sangat kelelahan kemarin. Salahku juga sih, gara-gara dua hari yang lalu aku demam, dia jadi merawatku siang malam tanpa henti. Mianhae Jongin. Sebaiknya kau istirahat hari ini.
Aigo! Langkahku terhenti saat melihat sesosok yeoja yang kukenal. Ya, dia adalah Sanghee temanku. Tapi kenapa dia bersama seorang namja yang belum pernah kulihat sebelumnya? Kulihat mereka dari jauh bicara sangat akrab. Apa mereka tema dekat? Wait, tapi tunggu dulu, kenapa di seberang sana, juga ada sesosok namja yang kukenal juga? Aigo, bukankah dia Jonghyun, butlernya Sanghee? Lalu untuk apa dia bersembunyi sekarang? Dug. Ah, sepertinya aku tahu. Senyumku mengembang. Ah, pasti sekarang Jonghyun sedang cemburu melihat Sanghee menemui namja lain. Lihat saja wajahnya yang sudah memerah dan tangannya yang sudah terkepal hebat. Hehe, kucu sekali.
Deg. Sebuah suara yang sangat familiar mengejutkanku. Ah sial, kenapa aku harus mendengar suara yang sudah sangat kurindukan selama ini? Ah, shit! Jika begini aku ingin berlari memeluknya. “Kenapa kau disini?” Suara bass Chanyeol memang indah di telinga pendengaranku.
“Hanya jalan-jalan.” Jawabku sekenanya. Yak Han Hain! Bukankah kau merindukan namja di depanmu ini? Kenapa sekarang kau bicara dengan ketus?
Hah, sekarang dia menatapku penuh selidik. Wajahnya sedikit diarahkan ke wajahku. Aigo, segera aku menunduk saat kusadari wajahku sudah memanas karena merona dan salah tingkah berada di dekatnya, “Benarkah? Tapi kulihat kau memperhatikan ketiga orang itu.” Chanyeol menjauhkan wajahnya lagi dan menoleh kearah tiga orang yang sempat menarik perhatianku tadi.
“K-kebe-tul-an aku melihat mereka baru saja.” Ucapku sedikit gugup tentunya. Astaga Hain, kenapa kau gugup untuk namja yang sudah menyukai orang lain? Hain bodoh!
Hening.
Baru saja ku dengar seseorang bergumam lirih. Tapi aku masih bisa mendengarnya, “Harusnya dia memperjuangkan wanita yang disukainya.” Yup, jelas itu adalah suara mantan butlerku yang ada di sampingku saat ini.
Hening.
Suara gerak kaki mengusik pendengaranku. Aku rasa Chanyeol hendak melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat ini. Aish, rasanya aku tak rela. Sudah lama aku tak berdua dengannya saja. Aku benar-benar merindukannya meskipun..humt… aku tahu dia tak merindukanku.
Grep. Kutahan lengan kanan Chanyeol dengan tiba-tiba. Aigo, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku jadi agresif padanya. Aish lupakan masalah agresif! Sekarang yang terpenting bagiku adalah menyatukan cinta temanku, Sanghee dan Jonghyun butlernya.
“Hmht…uhmt…” Lidahku kelu.
“Huh?” Chanyeol melihat kearah tanganku yang menempel di lengannya. Segera ku jauhkan tanganku dari kulitnya. Astaga, aku sungguh malu. Bagaimana bisa aku menyentuh tangan seorang namja yang tidak menyukaiku.
Kunetralkan degup jantungku yang sekarang sudah beretak sangat kencang. Kuhirup nafas dalam-dalam, “Hmht, a-ayo bantu. Hmht.” Astaga, lidahku kelu. “Ayo bantu hubungan Sanghee dan Jonghyun.” Ah, akhirnya kuungkapkan keinginanku. Yah, meskipun aku berkata sangat cepat. Hah, biar saja.
“Ne.”
*****
Kubuka pintu kamarku secara perlahan. Aku tak mau membangunkan Jongin yang masih istirahat dengan tenang. Oh shit! Sial, sepertinya dia sudah bangun dari tadi. Aigo, kenapa aku jadi merasa bersalah seperti ini? Tadi kan aku hanya berjalan-jalan saja… ya meskipun tadi aku sempat bertemu dengen..ehmnt… Park Chanyeol Dobi!
“Jongin-ah… “ Sapaku lembut. Geundae… kenapa dia seperti menatapku tajam, dan apa ini? Kenapa suasana dalam ruangan ini jadi panas dan sangat tidak menyenagkan. Astaga…
Kulihat Jongin menghela nafasnya berat, “Agashi, lain kali jika kau ingin pergi. Aku mohon dengan sangat, pergilah bersamaku. Kau tahu dengan jelas bahwa aku adalah butlermu sekarang. Sudah seharusnya kau melakukan apapun denganku. Kau tahu aku sudah sangat khawatir sejak tadi. Aku sangat takut jika demammu akan semakin parah agashi…”
“Mi-Mianhae…” tak kurasa air mata menetes di pipiku. Segera kutundukkan kepalaku. Tak mau aku jika pria berkulit gelap itu tahu jika aku menangis. Maafkan aku Jongin, aku tak berpikir panjang jika kau akan sangat-sangat mengkhawatirkanku. Jeongmal mianhaeyo.
Sret. Dua telapak tangan menghapus air mata yang menganak sungai di pipiku. Kudongakkan kepalaku. Kulihat mata Jongin menatap lembut mataku. Ya Tuhan, kenapa matanya terlihat sendu? Padahal aku yang menangis. Jeongmal mianhae Jonginnie. “Uljima agashi… jangan menangis karena perkataanku. Aku yang salah agashi. Mianhae…”
Kata-kata Jongin benar-benar menyejukkan hatiku. Tapi kenapa Chanyeol tak sepertimu Jongin-ah? Andai dia sepertimu, mungkin aku tak akan mudah menangis seperti sekarang. Astaga, kenapa di saat seperti ini aku malah memikirkan Chanyeol bodoh itu?
To be continued….

Gimana? Masih gaje ya… aduh maaf lagi ya… konfliknya agak kurang ngena…
Tapi reader kasil RCL ya.. gomawo…