Rabu, 10 Juni 2015

Keluarga sebagai Media Sosialisasi Primer dalam Proses Belajar (contoh Makalah Sosio-Antropologi Pendidikan)



TUGAS AKHIR SEMESTER
SOSIO-ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
“KELUARGA SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PRIMER DALAM PROSES BELAJAR SOSIAL”




Disusun oleh:
Erni Kuswulandari Suwarno
12401241003
PKnH “A” 2012



FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014


A.   SOSIALISASI
Individu dalam masyarakat akan mengalami proses sosialisasi agar ia dapat hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dimana individu itu berada. Tanpa sosialisasi suatu masyarakat tidak dapat berlanjut pada generasi berikutnya. Jadi sosialisasi juga merupakan proses transmisi kebudayaan antargenerasi, karena tanpa sosialisasi masyarakat tidak dapat bertahan melebihi satu generasi. Syarat penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial, karena tanpa interaksi social sosialisasi tidak mungkin berlangsung(Ihromi, 1999: 30).
Sosialisasi merupakan proses belajar bagi seseorang atau sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup, nilai-nilai dan norma social agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh sekelompoknya. Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah satu factor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik dengan keluarga, teman sebaya, sekolah maupun media massa(http://eprints.uny.ac.id/8599/2/BAB%201%20-%2007413241022.pdf.diunduh pada senin 11 mei 2014 pukul 11.30 dalam bentuk pdf).
Ada beberapa pengertian mengenai sosialisai menurut para ahli, antara lain:
1.      Peter Berger
Sosialisasi merupakan proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
2.      Soerjono Soekanto
Sosialisasi merupakan proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakt dimana ia menjadi anggota.
3.      Charlotte Buehler
Proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagamana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Jadi sosialisasi merupakan proses social tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di dalam kelompoknya.
Proses sosialisasi berhubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak sampai masa tuanya belajar mengenai pola-pola tindakan dari pergaulan dengan segala macam individu yang berada di sekelilingnya serta menduduki beraneka macam peraturan social yan mungkin ada dalam kehidupan masyarakat (Tedi Sutandi, 2007: 59).
Tujuan sosialisasi menurut Bruce J. Cohen antara lain:
1.      Memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan bagi individu pada masa kehidupannya kelak,
2.      Memberikan bekal kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan berbicara,
3.      Mengendalikan fungsi-fungsi organic melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat,
4.      Membiasakan diri individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
5.      Membentuk sistem perilaku melalui pengalaman yang dipengaruhi oleh watak pribadinya, yaitu bagaimana ia memberikan reaksi terhadap suatu pengalaman menuju proses pendewasaan.
Arti sosialisasi
1.      Dalam arti sempit, sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat, yang di dalamnya individu-individu belajar dan diajar memahirkan diri dalam peranan social sesuai dengan bakatnya,
2.      Dalam arti luas, sosialisasi merupakan proses seseorang mempelajari dan menghayati (mendarahdagingkan) norma-norma kelompok atau “kesatuan kerja” di tempat ia hidup sehingga ia sendiri menjadi seorang pribadi yang unik dan berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Macam-macam sosialisasi menurut Robert M. Lawang antara lain:
1.      Sosialisasi primer, terjadi pada saat usia seseorang masih usia balita. Sosialisasi primer sebagai yang pertama dijalankan individu semasa kecil. Dalam tahap ini proses sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum, dan keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi.
2.      Sosialisasi sekunder, yang berlangsung setelah sosialisasi primer, yaitu semenjak usia 4 tahun hingga selama hidupnya. Dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujud sikap profesionalisme dan dalam hal ini yang mejadi agen sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer-group, lembaga pekerjaan, dan lingkungan yang lebih luas dari keluarga (http://eprints.uny.ac.id/8578/3/BAB%202%20-%2008413241010.pdf, diunduh pada senin 11 mei 2014 pukul 10.00 WIB).
Sosialisasi bisa berlangsung secara tatap muka, tapi biasa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media, atau surat-menyurat, bisa berlangsung secara formal maupun informal, baik sengaja maupun tidak sengaja. Sosialisasi dapat dilakukan demi kepentingan orang yang disosialisasikan ataupun sorang yang melakukan sosialisasi, sehingga kedua kepentingan tersebut bisa sepadan atau bertentangan (Ihromi, 1999: 32)
Proses sosialisasi  oleh Koetjoroningrat disebut dengan istilah enkultarasi, yang artinya pembudayaan, artinya seorang individu mempelajari dan menyesuaikan dirinya dengan alam pemikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem social, nilai, norma dan aturan hidup dalam budayanya(http://ikaribajuwanita.files.wordpress.com/2011/05/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.pdf, diunduh pada hari senin, 11 mei 2014 pukul 11.00).
Media sosialisasi antara lain:
1.      Keluarga
2.      Kelompok
3.      Lingkungan pendidikan

B.     KELUARGA
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu, yaitu:
1.      Keluarga batih berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota, dimana ketentaman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.
2.      Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi kebutuhan anggotanya.
3.      Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
4.      Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciriciri umum keluarga antara lain yaitu:
1.      Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2.      Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3.      Suatu sistim nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4.      Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5.      Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok-kelompok keluarga.
C.    KELUARGA SEBAGAI SOSIALISASI PRIMER
Proses sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum, dan keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses awal dimana kepribadian anak ditentukan lewat interaksi social. Agen utama dalam hubungan ini adalah keluarga, dan kontak pertama dari anak hampir hanya dengan anggota-anggota kelompok ini. Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat dia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, ibu, dan anak merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok social, keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi mempunyai banyak peran, antara lain melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan norma-norma social, serta melatih anak dalam mempelajari peranan social. Agar sosialisasi dalam keluarga berlangsung secara baik, maka diperlukan kondisi yang mendukung. Kondisi demikian ditentukan oleh keharmonisan keluarga, cara mendidik, komunikasi antar anggota keluarga, dan perhatian yang cukup(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31639/4/Chapter%20II.pdf, diunduh pada senin 11 mei 2014 pukul 10.25 ). Tiap-tiap masyarakat seharusnya mengajarkan si anak untuk menjadi anggota yang bertanggung jawab, dan yang paling penting utama adalah melalui keluarga. Disini anak belajar menerima norma-norma social, sikap-sikap nilai-nilai serta pola tingkah lakunya menjadi dapat diperkirakan oleh anggota masyarakat lainnya. Bahasa, pola-pola seks, keyakinan agama, sopan santun dan peletakam berbagai elemen-elemen kebudayaan juga ditangani lewat keluarga (http://eprints.uny.ac.id/8578/3/BAB%202%20-%2008413241010.pdf diunduh pada 11 mei 2014).
Fungsi sosialisasi menurut BKKBN ada delapan yakni:
1.      Fungsi agama
Sebagai sarana awal memperkenalkan nilai-nilai religius kepada anggota keluarga baru. Dalam proses sosialisasi ini, interaksi antar anggota keluarga berlangsung secara intens.
2.      Fungsi sosial budaya
Fungsi ini ditanamkan bertujuan untuk memberikan identitas sosial kepada keluarga itu, termasuk anggota keluarga baru. Budaya diwariskan awalnya dalam institusi ini.
3.      Fungsi cinta kasih
Dalam keluarga idealnya terdapat “kehangatan”.
4.      Fungsi perlindungan
Sifat dasar dari setiap individu adalah bertahan terhadap segala gangguan dan ancaman. Dalam hal ini keluarga berperan sebagai benteng terhadap seluruh anggota keluarga dari gangguan fisik maupun psikis.
5.      Fungsi reproduksi
Keberlangsungan keluarga dilanjutkan melalui proses regenerative, dalam hal ini keluarga adalah wadah yang sah dalam melanjutkan proses regenerasi itu.
6.      Fungsi pendidikan
Sebagai wadah sosialisasi primer, keluargalah yang mendidik dan menanmkan nilai-nilai dasar. Ketika proses itu berjalan, perlahan-17 lahan institusi lain (sekolah) akan mengambil peranan sebagai wadah sosialisasi sekunder.
7.      Fungsi ekonomi
Kesejahteraan keluarga akan tercapai dengan berfungsinya dengan baik fungsi ekonomi ini. Keluargalah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.
8.      Fungsi lingkungan
Fungsi ini erat kaitannya dengan hubungan dengan lingkungan sekitar. Lingkungan yang harmonis merupakan kondisi apabila dimana dalam fungsinya setiap keluarga bisa meyakinkan anggota keluarganya utuk bisa menjaga dan melihat lingkungan sekitarnya dengan baik.

D.    DISFUNGSI SOSIALISASI DALAM KELUARGA
Sebagai sebuah sistem, keluarga dapat terpecah apabila salah satu atau lebih anggota tidak menjalankan tugas dan fungsinya dalam keluarga hingga menyebabkan terjadinya keluarga disfungsi. Hal ini tentu akan mempengaruhi keutuhan keluarga sebagai sebuah sistem. Disfungsi diartikan sebagai tidak dapat berfungsi dengan normal sebagaimana mestinya.
Keluarga disfungsi dapat diartikan sebagai sebuah sistem social terkecil dalam masyarakat dimana anggota-anggotanya tidak atau telah gagal menjalankan fungsi-fungsi secara normal sebagaimana mestinya. Keluarga disfungsi; hubungan yang terjalin di dalamnya tidak berjalan dengan harmonis, seperti fungsi masing-masing anggota keluarga tidak jelas atau ikatan emosi antar anggota keluarga kurang terjalin dengan baik.
Keluarga yang mengalami disfungsi sangat berpengaruh  pada sosialisasinya dalam keluarga, disfungsi sosialisasi keluarga merupakan suatu hal yang disebabkan gagalnya keluarga dalam menjalankan fungsi sosialisasi yang seharusnya dilakukan oleh keluarga tetapi dijalankan oleh orang lain atau lembaga lain.










Sumber/Credit:
Tedi Sutandi.2007. Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Bahasa. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
T.O. Ihromi (Penyunting). 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar