Selasa, 13 Mei 2014

THE BUTLER CHAPTER 2



THE BUTLER CHAPTER 2

Chapter 1 klik

Annyeong!!! Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok… Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan cincong..langsung baca aja..

OH iya lupa…. Maaf ya..untuk chapter ini, sedikit.. n kurang panjang… maaf banget deh… tapi buat chapter selanjutnya bakal ai bikin yang banyak… mian..

EXO milik Tuhan, keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title                 : The Butler
Author             : Ai a.k.a Kang Yongeun
Cast                 : Park Chanyeol as Park Chanyeol
              Han Hain asYou (OC)
Other Cast       : Temukan sendiri
Genre              : Romance
Rating             : T
Length             : Chapter
Warning          : Gaje, typo dimana-mana, alur berantakan, don’t like don’t read. And don’t copy..

Belum sempat chanyeol menyelesaikan kata-katanya, aku sudah memotong ucapannya. “Orang yang kau cintai?” Bahuku semakin bergetar setelah mengucapkan kata-kata itu. Sudah banyak air mataku yang bercampur dengan air hujan. Baiklah aku juga akan meninggikan suaraku kali ini, “Semuanya jadi berbeda karena dia adalah orang yang…” Chu. Apa ini? Dingin sekali bibirku. Aku tahu bibirku yang sudah membiru karena hujan memang terasa dingin, tapi ini berbeda.
******
Omo! Bibirku dan bibir Chanyeol bersentuhan. Sepertinya namja ini baru saja menekan bibirku paksa. Ini adalah ciuman pertamaku dengan orang yang juga ku sukai. Rasanya menyenangkan mengetahui fakta ini, juga, rasanya sangat sakit mengetahui bahwa Chanyeol melakukan hal ini karena ia sedang dilanda amarah. Terlebih lagi jika tahu bahwa Chanyeol melakukan hal itu bukan pada orang yang dicintainya. Tapi pada orang yang sedang bersitegang dengannya. Segera kudorong dada Chanyeol agar melepaskan ciuman kami. Dengan jelas kulihat ia semakin marah. “ Yak Park Phanyeol-ssi apa yang kau lakukan?” nafasku tersengal.
“Kau kecewa?” dia menyebutku tidak menggunakan agashi lagi, tapi dia menggunakan kata ganti ‘kau’. Ini benar-benar membuatku terkejut. Apa kau sedang kerasukan Park Chanyeol? Yang sekarang ini berada di depanku bukanlah kau park chanyeol, tapi orang lain! “Kau kecewa ciuman pertamamu bukan pada orang itu huh?”
“Mwo?” sepertinya Park Chanyeol benar-benar sudah menggali luka di hatiku yang semakin menganga lebar.
“Kau memang tak pernah mendengarkan kata-kataku. Harusnya aku segera kembali pada Luna agashi untuk menjadi butlernya saja dari pada aku menjadi butlermu.” Deg. Sakit sekali mendengarnya. Ternyata dinginnya hujan malam ini tak sedingin hatimu untukku Park Chanyeol. Kenapa jantungku masih saja berdetak kencang dan tak karuan padahal sudah jelas kau menyakitiku. Tepat saat itu juga kau melepas tanganmu yang sempat memenjara kedua lenganku. Sakit ditanganku memang sedikit berkurang. Tapi hatiku menjadi jauh lebih sakit lagi saat kau melepasnya Park Chanyeol. Karena aku tahu beberapa detik lagi kau akan meninggalkanku dan kembali pada yeoja itu.
Kuhempas nafasku dengan cepat, aku tersenyum hambar bahkan miris. “Akhirnya kau mengatakan ini.”
“Apa maksudmu?” Chanyeol menatapku jauh lebih tajam sekarang ini.
“Aku tahu kau akan mengatakan ini. Kau pasti sangat mencintai yeoja itu.” Kupaksakan senyumku yang mungkin terlihat aneh.
Baiklah. Aku akan merelakanmu Yeollie, ani! Maksudku Park Chanyeol. Tapi sekarang kenapa lagi-lagi kau malah menatapku dengan pandanganmu yang saat ini sangat marah bahkan bisa dibilang benci padaku? Sebenarnya apa maumu park chanyeol? “Selamat tinggal Han Hain.” Ucapnya ketus dan berbalik untuk pergi menjauh dari pemandanganku. Bahkan disaat terakhir pun dia menyebut namaku secara langsung untuk pertama kalinya dengan sangat dingin. Annyeong Park Chanyeol! Semoga kau bisa bahagia dengan tidak berada di sisiku lagi.
Kakiku semakin bergetar. Tak kuat lagi aku menyangga tubuhku. Aku menjatuhkan diriku terduduk di tanah. Kini aku bisa menangis sejadi-jadinya.
Normal pov
“Kini aku akan menjadi butlermu hain agashi.” Deg. Seorang namja bernama kim jongin berjongkok di depan Hain dan memayungi gadis itu dari dinginnya hujan yang menusuk kulit. Yeoja itu mendongak menatap namja itu.
*****
Saint Lucia Academy hari ini dihebohkan dengan seorang butler rangking S bernama Park Chanyeol yang sebelumnya melayani yeoja bernama Han Hain tiba-tiba menjadi butler untuk seorang yeoja cantik bernama Luna. Saint Lucia Academy tidak hanya dihebohkan dengan hal itu saja, tetapi juga perihal butler baru yang melayani Hain saat ini. Kasak-kusuk mengenai kedua hal tersebut juga sudah menyebar di seantero Saint Lucia Academy. Banyak juga rumor yang berkembang mengenai hal itu. Ada rumor yang menyebutkan bahwa Han Hain membuang Park Chanyeol, ada juga rumor yang menyebutkan bahwa Park Chanyeol bosan melayani Hain yang notabene tidaklah pintar dan kurang cantik.
“Hain-ah, gwaenchana?” Tanya Sanghee pada teman yang mulai akrab dengannya. Yang ditanya hanya mengangguk pelan. Sepertinya moodnya sedang buruk kali ini.
Kim Jongin yang ada di samping lady barunya hanya tersenyum tipis, “Hain agashi memerlukan sesuatu?” Yeoja itu hanya menggeleng pelan.
Hening.
Seorang butler yang diketahui bernama Jonghyun menghampiri ketiga orang tersebut. Dengan wajah datar ia mencoba tersenyum pada yeoja yang sudah dilayaninya sejak kecil, Kang Sanghee.
“Agashi, hari sudah sore, saatnya kita kembali ke asrama.” Yang diajak bicara seolah tak peduli. Ia malah menatap sepasang lady dan butler baru, Kim Jongin dan Han Hain untuk minta ijin pergi.
“Aku harus kembali, Jongin-ssi, kau harus menjaga ladymu ini dengan baik. Jangan seperti Park Chanyeol!” Sanghee menoleh ke arah Jongin kemudian pergi bersama butlernya. Kemudian Hain? Ia malah menoleh pada Sanghee yang sudah pergi karena mendengar nama orang yang disukainya dari yeoja itu.
*****
Perjalanan pulang yang menyebalkan. Setidaknya itu yang dirasakan Hain saat ini. Tubuhnya sekarang terlalu lemah akibat seharian ini mendengar rumor aneh tentang dirinya. Parahnya lagi, ia juga belum bisa terbiasa dengan keberadaan Jongin disisinya. Sampai sekarang, ia masih merasa bahwa Chanyeol-lah yang selalu di sisinya. Ia merasa bersama Chanyeol saja ia bisa nyaman, bukan dengan orang lain. Oh shit! Sepertinya hari buruk masih akan menghampiri yeoja bermata kecil itu. Dengan jantung yang bergemuruh hebat, sebentar lagi ia akan berpapasan dengan mantan butlernya beserta lady barunya itu. Hain berharap bisa mempercepat waktu agar ia tak berlama-lama bertatap muka dengan pemuda yang sampai saat ini masih membuat jantungnya tak bisa stabil, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Rasanya waktu kali ini seperti ada slow motionnya. Lama sekali rasanya, hingga sekarang keempat orang itu tepat berpapasan. Tak ada yang menoleh sedikitpun. Mata keempat manusia itu lurus ke depan.
“Selamat, kau sudah memperoleh butler baru.” Celetuk Chanyeol membuat ketiga orang yang lain menghentikan langkahnya sama seperti pemuda jangkung itu.
Lagi. Sepertinya pertahanan Hain akan hancur lagi. Cairan bening sudah memenuhi pelupuk mata yeoja manis itu. “Kau juga, selamat sudah kembali pada ladymu yang cantik.” Hain diikuti Jongin melangkahkan kakinya lagi. Sedang Chanyeol? Ia menggeram. Matanya sudah memerah karena menahan amarah pada yeoja yang sempat menjadi ladynya. Untuk Luna ia menoleh pada Hain yang sudah berjalan jauh. Sepertinya ia merasakan ada yang aneh.
*****
Luna menatap penuh curiga pada Chanyeol. Dari mata namja itu, ingin dilihatnya sesuatu yang mengganjal di hatinya sejak sore tadi. Sejak namja itu menjadi butler bagi lady yang sudah ditinggalkannya, Han Hain, Luna merasa bahwa namja itu sudah berubah. Ia merasa mata Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa mata berbinar Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa senyum indah dan tulus milik Chanyeol bukan lagi untuknya. Dan ia juga merasa hati Chanyeol bukan untuknya lagi.
“Apa kau menyukai yeoja itu Chanyeol-ah?” Tanya yeoja berambut pirang itu to the point. Sedang yang ditanya hanya diam memandang jendela. Saat ini kedua orang itu tengah berada di ruang tengah asrama.
Yeoja keturunan China itu menatap Chanyeol serius, “Kuharap kau bisa benar-benar meninggalkan mantan ladymu itu. Sekarang kau adalah butlerku lagi. Kau bukan lagi butler milik yeoja itu lagi.”
Lagi-lagi namja pemilik senyum indah itu diam. Ia sama sekali tak menanggapi ucapan ladynya. Entahlah, sekarang apa yang namja itu pikirkan. Saat ini ia hanya ingin diam tanpa ada yang mengganggu. Wajahnya hanya menujukkan betapa datar hatinya saat ini.
*****
Jonghyun, pemuda bersurai pirang itu menatap ladynya dari jauh dengan sedih. Rasanya ia ingin merengkuh ladynya sekarang juga tanpa mempedulikan bahwa ia adalah seorang butler. Tapi kenyataan tetaplah kenyataan, ia hanyalah seorang butler yang tidak boleh jatuh cinta pada ladynya, Kang Sanghee.
“Kau menyukainya kan?” suara bass seorang namja mengagetkan pemuda bersuara emas itu.
“Jangan konyol Chanyeol-ah. Itu tidak mungkin.” Jonghyun memutar bola matanya malas.
Chanyeol menyeringai, “Kau tak pandai berbohong padaku Jonghyun-ah. Kita sudah lama berteman. Jadi… Kau menyukai lady kesayanganmu itu kan?”
Kini giliran Jonghyun yang menyeringai, “Lalu bagaimana denganmu? Bukankah sebenarnya kau mulai menyukai yeoja bernama Han Hain itu sebagai seorang wanita?”
Deg. Entahlah, tiba-tiba jantung Chanyeol rasanya tertohok. ‘Mana mungkin aku menyukai Han Hain? Itu tidak mungkin. Dia hanya mantan ladyku yang mungkin sekarang sedang bersenang-senang dengan pemuda bernama Kim Jongin. Huh? Shit! Sekarang aku malah kesal megingat namja berkulit gelap itu bersama Hain. Aish sialan!
“Aish kau!” Chanyeol menatap Jonghyun, “Jika kau menyukainya, harusnya kau dapatkan dia!” Kini ucapan yang dibuat Chanyeol sebenarnya hanya untuk mengalihkan pembicaraan mengenai seorang gadis manis bernama Han Hain. Segera ia meninggalkan Jonghyun sendiri agar pemuda itu dapat leluasa melihat ladynya dari jauh.
“Harusnya kau jangan menutupi perasaanmu sendiri pada mantan ladymu itu Chanyeol-ah.”
*****
“Jongin-ssi…” panggil Hain lirih, tapi cukup kedengaran untuk membuat pemuda berkulit sexy itu menoleh.
Jongin memandang manik mata Hain teduh, “Ye agashi.”
“Hmt. Na…humht…”
“Ada apa agashi?” Kini raut muka pemuda yang sudah resmi menjadi butler untuk seorang Han Hain terlihat khawatir.
Hain menhirup nafas dalam-dalam, “Ayo kita bantu hubungan cinta Sanghee dan Jonghyun.”
Hening.
Yeoja imut bermarga Han ini mulai tampak cemas setelah melihat wajah butlernya yang masih diam, “Jongin-ssi…”
“Andwaeyo agashi.” Ucap Jongin tegas. Mata Hain mulai berkaca-kaca. “Mian agashi, aku tidak bermaksud bicara kasar padamu. Tapi ini bukanlah masalah kecil. Kau harus mengerti agashi. Memang mereka berdua saling mencintai, tapi itu mustahil. Kau juga harus memahami Jonghyun juga agashi, dia hanya ingin melindungi lady yang dicintainya. Ia tak ingin Sanghee dikeluarkan dari sekolah hanya karena hubungan cinta mereka.”
Bug. Sebuah kesadaran menghantam kepala Han Hain. ‘Kau benar Kim Jongin, tapi… Mereka akan menderita…’
“Jangan pikirkan itu lagi agashi. Itu akan menambah beban di hatimu.” Ujar Jongin lembut. Hain hanya mengangguk pelan menyetujui ucapan butlernya.
“Agashi…” Hain mendongak menatap Jongin yang sama tingginya dengan Chanyeol. ‘Huh? Kenapa aku ingat namja pabo itu lagi?’
Dengan wajah tanpa dosa, Jongin mengacak asal rambut Hain, “Jangan panggil aku Jongin-ssi lagi. Terlalu formal.” Hain membeku mendapat perlakuan dari Jongin. Ia hanya melongo. “Panggil saja aku Kai baby!” Secepat kilat Jongin berjalan meninggalkan Hain yang masih terpaku mencerna kata-katanya barusan.
“YAK KIM JONGIN! Berani-beraninya kau!” kini Hain mengejar pemuda berwajah maskulin itu setelah sepenuhnya sadar apa yang baru saja dilakukan Kim Jongin padanya.
Sebuah tangan terkepal melihat Han Hain dan Kim Jongin dari jauh. Kilatan marah terpancar dari wajahnya. Wajahnya sudah memerah sambil mengumpat kecil sekarang. Astaga, apa namja itu demam.
*****
Seorang yeoja berambut lurus bersiap-siap menemui seseorang. Yeoja itu adalah Kang Sanghee. Di depan cermin kamarnya, ia tengah sibuk merapikan rambutnya. Jika dilihat sekilas yeoja itu memang sibuk dengan dandanannya yang sudah cantik, tapi jika dilihat secara lebih jelas, saat yeoja itu berdandan, matanya sibuk mengekor alias melirik kesamping dimana butlernya tengah berdiri. Yeoja itu kelihatan sekali jika ia sangat ingin bicara pada butler menyebalkannya itu, tapi selalu diurungkan keinginannya itu saat ingatan tentang bagaimana butlernya, Jonghyun, menolaknya mentah-mentah muncul di kepalanya.
Suara sedikit berat membuat Kang Sanghee menoleh sesaat, “Kau akan kemana agashi?” terdengar suara itu ragu.
Sanghee menghembuskan nafasnya lambat, “Hanya menemui seseorang yang mungkin melihatku.” Kata-kata yeoja berumur 17 tahun itu ambigu, “Tidak seperti kau.”
Bug. Rasanya sebuah pukulan menghantam pipi mulus milik namja bernama Jonghyun. Sebuah pemikiran apakah ladynya akan menemui seorang pria lain mengusik hatinya. Ingin rasanya namja itu memeluk erat ladynya itu agar tak pergi kemana-mana. Huft! Tapi itu hanyalah sebuah lamunannya saja. Kakinya hanya diam, tak bergerak sedikitpun.
*****
Hain Pov
Hari minggu ini aku bingung harus melakukan apa. Aku sedikit tak suka dengan hari libur. Sebenarnya aku tak suka karena tak ada lagi waktu luang yang kuhabiskan dengan Chanyeol. Eomo! Aish, kenapa aku memikirkan dia lagi? Ah, sudahlah. Kuacak rambutku asal. Jongin masih tidur, aku tak mau membangunkannya. Kelihatannya dia sangat kelelahan kemarin. Salahku juga sih, gara-gara dua hari yang lalu aku demam, dia jadi merawatku siang malam tanpa henti. Mianhae Jongin. Sebaiknya kau istirahat hari ini.
Aigo! Langkahku terhenti saat melihat sesosok yeoja yang kukenal. Ya, dia adalah Sanghee temanku. Tapi kenapa dia bersama seorang namja yang belum pernah kulihat sebelumnya? Kulihat mereka dari jauh bicara sangat akrab. Apa mereka tema dekat? Wait, tapi tunggu dulu, kenapa di seberang sana, juga ada sesosok namja yang kukenal juga? Aigo, bukankah dia Jonghyun, butlernya Sanghee? Lalu untuk apa dia bersembunyi sekarang? Dug. Ah, sepertinya aku tahu. Senyumku mengembang. Ah, pasti sekarang Jonghyun sedang cemburu melihat Sanghee menemui namja lain. Lihat saja wajahnya yang sudah memerah dan tangannya yang sudah terkepal hebat. Hehe, kucu sekali.
Deg. Sebuah suara yang sangat familiar mengejutkanku. Ah sial, kenapa aku harus mendengar suara yang sudah sangat kurindukan selama ini? Ah, shit! Jika begini aku ingin berlari memeluknya. “Kenapa kau disini?” Suara bass Chanyeol memang indah di telinga pendengaranku.
“Hanya jalan-jalan.” Jawabku sekenanya. Yak Han Hain! Bukankah kau merindukan namja di depanmu ini? Kenapa sekarang kau bicara dengan ketus?
Hah, sekarang dia menatapku penuh selidik. Wajahnya sedikit diarahkan ke wajahku. Aigo, segera aku menunduk saat kusadari wajahku sudah memanas karena merona dan salah tingkah berada di dekatnya, “Benarkah? Tapi kulihat kau memperhatikan ketiga orang itu.” Chanyeol menjauhkan wajahnya lagi dan menoleh kearah tiga orang yang sempat menarik perhatianku tadi.
“K-kebe-tul-an aku melihat mereka baru saja.” Ucapku sedikit gugup tentunya. Astaga Hain, kenapa kau gugup untuk namja yang sudah menyukai orang lain? Hain bodoh!
Hening.
Baru saja ku dengar seseorang bergumam lirih. Tapi aku masih bisa mendengarnya, “Harusnya dia memperjuangkan wanita yang disukainya.” Yup, jelas itu adalah suara mantan butlerku yang ada di sampingku saat ini.
Hening.
Suara gerak kaki mengusik pendengaranku. Aku rasa Chanyeol hendak melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat ini. Aish, rasanya aku tak rela. Sudah lama aku tak berdua dengannya saja. Aku benar-benar merindukannya meskipun..humt… aku tahu dia tak merindukanku.
Grep. Kutahan lengan kanan Chanyeol dengan tiba-tiba. Aigo, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku jadi agresif padanya. Aish lupakan masalah agresif! Sekarang yang terpenting bagiku adalah menyatukan cinta temanku, Sanghee dan Jonghyun butlernya.
“Hmht…uhmt…” Lidahku kelu.
“Huh?” Chanyeol melihat kearah tanganku yang menempel di lengannya. Segera ku jauhkan tanganku dari kulitnya. Astaga, aku sungguh malu. Bagaimana bisa aku menyentuh tangan seorang namja yang tidak menyukaiku.
Kunetralkan degup jantungku yang sekarang sudah beretak sangat kencang. Kuhirup nafas dalam-dalam, “Hmht, a-ayo bantu. Hmht.” Astaga, lidahku kelu. “Ayo bantu hubungan Sanghee dan Jonghyun.” Ah, akhirnya kuungkapkan keinginanku. Yah, meskipun aku berkata sangat cepat. Hah, biar saja.
“Ne.”
*****
Kubuka pintu kamarku secara perlahan. Aku tak mau membangunkan Jongin yang masih istirahat dengan tenang. Oh shit! Sial, sepertinya dia sudah bangun dari tadi. Aigo, kenapa aku jadi merasa bersalah seperti ini? Tadi kan aku hanya berjalan-jalan saja… ya meskipun tadi aku sempat bertemu dengen..ehmnt… Park Chanyeol Dobi!
“Jongin-ah… “ Sapaku lembut. Geundae… kenapa dia seperti menatapku tajam, dan apa ini? Kenapa suasana dalam ruangan ini jadi panas dan sangat tidak menyenagkan. Astaga…
Kulihat Jongin menghela nafasnya berat, “Agashi, lain kali jika kau ingin pergi. Aku mohon dengan sangat, pergilah bersamaku. Kau tahu dengan jelas bahwa aku adalah butlermu sekarang. Sudah seharusnya kau melakukan apapun denganku. Kau tahu aku sudah sangat khawatir sejak tadi. Aku sangat takut jika demammu akan semakin parah agashi…”
“Mi-Mianhae…” tak kurasa air mata menetes di pipiku. Segera kutundukkan kepalaku. Tak mau aku jika pria berkulit gelap itu tahu jika aku menangis. Maafkan aku Jongin, aku tak berpikir panjang jika kau akan sangat-sangat mengkhawatirkanku. Jeongmal mianhaeyo.
Sret. Dua telapak tangan menghapus air mata yang menganak sungai di pipiku. Kudongakkan kepalaku. Kulihat mata Jongin menatap lembut mataku. Ya Tuhan, kenapa matanya terlihat sendu? Padahal aku yang menangis. Jeongmal mianhae Jonginnie. “Uljima agashi… jangan menangis karena perkataanku. Aku yang salah agashi. Mianhae…”
Kata-kata Jongin benar-benar menyejukkan hatiku. Tapi kenapa Chanyeol tak sepertimu Jongin-ah? Andai dia sepertimu, mungkin aku tak akan mudah menangis seperti sekarang. Astaga, kenapa di saat seperti ini aku malah memikirkan Chanyeol bodoh itu?
To be continued….

Gimana? Masih gaje ya… aduh maaf lagi ya… konfliknya agak kurang ngena…
Tapi reader kasil RCL ya.. gomawo…

Rabu, 07 Mei 2014

lirik overdose - exo

[Chanyeol/Kai] Come In! Warning, warning, warning, warning, warning, warning, warning, warning
[Baekhyun] Modeun geol geolgo neol deurikin now / Aku menarikmu lebih dekat dengan semua yang aku punya sekarang
Ijen dorikijisudo eopeda / Aku tidak bisa mengubahnya kembali
[D.O] Igeon bunmyeong wiheomhan jungdok / Ini jelas merupakan kecanduan yang berbahaya
So bad no one to stop her /
Jadi tidak ada yang menghentikan dia
[Suho] Her love, her love / Cintanya cintanya
Ojik geugeosoman bara, geunyeoi saranghana ppu
ningeol / Satu-satunya hal yang aku inginkan adalah cintanya
[Baekhyun] Chimnyeongjeongin in fantasy hwangbolhangeu ane chwihae / Fatalnya aku mabuk dengan fantasi
[D.O] Oh, she want me, oh, she stares me / Oh, dia mengingikanku, oh, dia memandangku
[Baekhyun] Oh, she hurt me / Dia menyakitiku
Joha deouk galmahago isseo? /
Apa lagi yang bisa lebih baik daripada ini?
[All] Someone call the doctor neuga nal butjapgo malhejwo / Seseorang panggil dokter, pegang aku dan beritahu aku
[Kai/All] Sarangeun byeong jungdok overdose / Cinta adalah suatu penyakit, kecanduan, overdosis
Sigani jinalsurok tongjeneun himdeurejyeo /
Lebih sulit untuk mengontrol seiring berjalannya waktu
Jeomjeom gipsukhi ppajyeganda eo~ /
Aku jatuh lebih dalam ke dalam dirinya
[Chanyeol/All] Oh too much neoya your love / Terlalu banyak, itu kau, cintamu
Igeon overdose / Ini adalah overdosis
Oh too much neoya your love / Terlalu banyak, itu kamu, cintamu
Igeon /
Ini
Overdose /
overdosis
[Baekhyun] Gonoeneun geu sumgillo one more? / Melihatmu dalam membuatku menginginkanmu bahkan lebih?
Gonoeneun neureul galguhae jomdae / Setelah napas dipercepat dan tersedak
[Suho] Gappajin summureul jilshikhan hue / Aku merasa menggigil
Jeonyul geurigo dansu /
Dan kemudian mendesah
[Kai] Her love, her love dokhan neup gata naegen / Cintanya cintanya seperti racun untukku
Heeonaoisueopan eun destiny /
Aku tidak bisa lepas dari takdir
[D.O] Pineun tteugeowaji yay machimnae modu jibaehae / Darahku semakin panas dan dia mengontrolku
[Baekhyun] Oh she want me, oh she stares me / Oh, dia menginginkanku, oh dia menatapku
[D.O] Oh she hurt me, gyesok neoman geurigo geurida / Oh dia menyakitiku, aku terus berpikir dan berpikir tentangmu
[All] Someone call the doctor / Seseorang pangil dokter
[Chanyeol/All] Neuga nal butjapgo malhaejwo / Pegang aku dan beritahu aku
[Kai/All] Sarangeun byeong jungdok / Cinta itu penyakit, kecanduan dan
Overdose / Overdosis
Sigani jinalsurok tongjeneun himdeureojyeo /
Lebih sulit untuk mengontrol seiring berjalannya waktu
Jeomjeom gipsukhi ppajyeganda eo~ / Aku jatuh lebih dalam ke dalam dirinya
[Chanyeol/All] Oh too much neoya your love / Terlalu banyak, itu kamu, cintamu
Igeon overdose /
Ini adalah overdosis
Oh too much neoya your love /
Terlalu banyak, itu kamu, cintamu
Igeon /
Ini
Overdose /
Overdosis
[Suho] Modu da naege mureowa / Semua orang bertanya
[D.O] Naega byeonhangeosgat dae / Apakah aku berubah
[Suho] Simjangi naega bakhyeobeorinde ut / Ini seperti kau dipakukan ke dalam hatiku
[Baekhyun] Sesangi ontong neoinde / Duniaku penuh denganmu
[D.O] Meomchulsueopseo imi gadekhan neol / Aku tidak bisa berhenti, aku sudah terisi denganmu
[Baekhyun] Jigeum I sungan you’re in my heart / Sekarang, saat ini, kau berada di hatiku
[Sehun] E-X-O
[Chanyeol] Nan neoreol masbogo nerureul masinda / Aku merasakanmu dan meminummu
On momi tteoloyeowa gyesok deurikyeodo ajik mojara / Hatiku gemetar, aku tetap meminummu dalam tapi itu belum cukup
Kkeutkkaji jeonyulsikik geljeung I sungneul jaba / Haus ini membuatku menggigil bahkan sampai ke ujung jariku, terus, saat ini
Jigureul meomchujiman neomu joha Can’t stop! / Jangan berhenti melangkah, itu sangat baik, tidak bisa berhenti
[Kai/All] Hey doctor / hey dokter
[Sehun] Jigeum idaero doejinanha / Tidak akan pergi seperti ini
Juchehalsu eopaneun, ineukkimeopsineun jugeu
ngeona / Kau dan aku akan menjadi satu dengan daya tarik yang tak terkendali
[Kai] Machangajiya, nega saneun iyu / Tanpa perasaan ini, rasanya aku mati
Nanneoran dalkomhame jungdo (jungdo 2x) /
Alasann aku tinggal adalah karena kecanduanku akan manisnya dirimu
(Someone call the doctor)
[All] Someone call the doctor nan geunyeoga piryohae / Seseorang panggil dokter, aku membutuhkannya ([D.O] Hey)
Harudo nan beotilsuepseo /
Aku tidak tahan untuk satu hari ([D.O] Beotji mothae)
Beoseonagosipji anheu cheongukgateun gos gin gin / Kau adalah kecanduan , aku tidak ingin melarikan diri ([D.O] gos gin gin) ibyeol eo~! / Untuk waktu yang lama
Oh too much ([Baekhyun] too much) neoya / Terlalu banyak, itu kau
([Baekhyun] neoya) your love /
Cintamu
Igeon /
Ini
Overdose /
Overdosis
Oh too much neoya your love /
Oh terlalu banyak, ini kau, cintamu
Igeon /
Ini
Overdose /
Overdosis