Kamis, 27 Februari 2014

FF THE BUTLER CHAPTER 1 - CHANYEOL EXO



Annyeong!!! Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok… Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan cincong..langsung baca aja..

EXO milik keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title                 : The Butler
Cast                 : Park Chanyeol as Park Chanyeol
              Han Hain asYou
Other Cast       : Temukan sendiri
Genre              : Romance
Rating             : T
Length             : Chapter
Warning          : Gaje, typo dimana-mana, alur berantakan, don’t like don’t read. And don’t copy..

THE BUTLER CHAPTER 1
Aku tak menyangka jika hidupku akan berubah seperti ini. Sehari setelah kematian kedua orang tuaku, hidupku berubah. Hal aneh muncul dalam hidupku. Tiba-tiba saja aku menjadi salah seorang kandidat pewaris bagi Emperor Fishery Group. Dalam sekejab aku menjadi cucu dari salah satu orang terkaya di Asia. Dan yang lebih aneh lagi, sekarang aku mempunyai seorang butler yang selalu melayaniku. Aku merasa sangat aneh dengan kehadiran seorang butler ini, dia datang kepadaku sebagai seorang pelayan sekaligus bodyguardku. Harusnya sebagai seorang gadis biasa aku senang, setelah 16 tahun aku hidup dalam kemiskinan, tiba-tiba saja hidupku berubah menjadi seperti Cinderella ditambah aku memiliki seorang butler tampan yang akan selalu disisiku, Park Chanyeol. Ya, mybutler is Chanyeol. Tapi, aku berbeda. Aku merasa aneh hidupku tiba-tiba berubah. Ingin rasanya aku kembali ke kehidupanku yang dulu, tapi…. Bagaimana bisa? Orangtuaku sudah tak ada lagi. Sebenarnya bisa saja aku tinggal dengan keluarga temanku, keluarga mereka juga berencana mengadopsiku, akan tetapi aku juga tak mungkin tega menyusahkan keluarga temanku yang juga sudah menderita. Aku tak akan dapat setega itu. Jadi, sekarang disinilah aku, sekarang aku berada di Saint Lucia Academy, sekolah khusus wanita yang akan menjadi seorang lady dan pewaris group perusahaan besar.
“Hain agashi!” Butlerku datang memanggilku. Ya, sejak awal bertemu namja bernama Park Chanyeol ini selalu memanggilku Hain agashi. Agak aneh sebenarnya untuk mendengar kata-kata itu, tapi apa boleh buat kata namja itu sebagi seorang butler dia harus memanggil ladynya dengan agashi. Ah jinja, kehidupan apa ini?
“Ye?” Tanyaku menoleh pada namja yang kuakui memiliki wajah tampan ini.
“Sekarang saatnya kita ke asrama hain agashi.” Namja ini sekarang mengulurkan tangannya kanannya untuk menggandengku. Apa tugas seorang butler juga harus seperti ini? Ah benar-benar. Park Chanyeol, jika pekerjaan seorang butler seperti ini, lama-kelamaan aku mungkin akan jatuh cinta padamu. Huft!
*****
Apa-apaan ini Park Chanyeol? Kau bilang sekolah ini adalah sekolah termahal di dunia, tapi kenapa asramanya jelek sekali seperti tidak pernah terawat?
“Apa ini?” Tanyaku terkejut pada namja yang baru saja melepaskan genggaman tangannya terhadapku.
“Jeseonghaeyo agashi. Aku belum menceritakan hal ini. Bagi siswa baru yang bersekolah disini harus menempati asrama the moon light ini. Memang asrama ini sejak dulu wujudnya seperti ini. Kotor dan tidak terawat. Silye hamnida agashi.”
“Eoh.” Jawabku mengangguk.
*****
Namja Park Chanyeol yang sudah menjadi butlerku ini memandangku dalam, “Agashi, aku sudah menyiapkan segalanya untukmu mandi.”
“Ah ye, kau sudah boleh pergi.”
Omo, kenapa dia tidak keluar lewat pintu keluar kamar ini? Kenapa dia justru pergi menuju ke sebuah ruangan yang ada di dalam kamar ini?
“Yak, bukankah kau harus lewat pintu itu?” Teriakku pada butlerku sendiri sambil menunjuk pintu keluar.
“Tapi kamarku ada di ruangan itu agashi.” Tunjuknya pada sebuah ruangan yang tadi akan ditujunya. Mulutku menganga lebar mendengarnya. Jadi pada intinya kamarku dan kamarnya ada dalam ruangan yang sama meskipun dia memiliki ruang sendiri. “Tugas seorang butler adalah menjaga ladynya, agashi, jadi seorang butler selalu dibuatkan ruangan dalam kamar ladynya untuk selalu berada di sisi ladynya.”
*****
Apa-apaan ini? Baru bangun tidur aku sudah mendapati berbagai alat make-up di atas meja yang terletak di samping ranjangku. Apa-apaan ini. Aku tidak suka memakai make-up sama sekali.
“Hain agashi, segeralah mandi. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. 30 menit lagi kelas akan dimulai.” Ucap Chanyeol tersenyum padaku. Tapi saat itu senyumnya tak mampu menyejukkan hatiku. Sebentar lagi kelas akan dimulai, sedangkan aku belum bersiap-siap. Jadi saat itu aku spontan berteriak padanya, “Apa???????????” Baru setelah itu lari ke kamar mandi.
*****
“Masih ada waktu lima belas menit agashi, jangan terburu-buru. Sebaiknya biar aku mendadanimu dulu dengan make-up yang kemarin aku beli ini.”
“Shireoyo. Aku sudah terlambat. Ayo cepat berangkat! Eotokaji, jarak asrama dan sekolah sekitar 40 km. kita tak mungkin sampai disana dengan tepat waktu.” Rengekku.
“Tenang agashi!” Tiba-tiba Chanyeol menarik lenganku dan meninggalkan kamarku.
*****
Aku berteriak. Aku berteriak sangat kencang. Tentu saja, saat ini aku sedang menaiki helicopter untuk berangkat ke sekolah. Astaga, apa dia tidak tahu betapa berbahayanya ini bagiku. Aku benar-benar takut ketinggian.
******
Teman-teman baru dikelasku dengan jelas memandangku aneh. Bagaimana ada seorang gadis miskin yang biasanya hanya memasak jajangmyeong dirumahnya sekarang bersekolah di sekolah wanita paling elit di seluruh asia. Dan yang membuat teman-temanku memandangku sangat aneh adalah bagaimana bisa aku memiliki butler sempurna dengan rangking S yakni Park Chanyeol. Butler yang selama ini diidam-idamkan oleh semua lady di korea untuk mendampingi dan melindungi serta melayani.
Sebagai seorang siswa baru di sekolah ini, tentu aku harus memperkenalkan diriku pada teman-teman baruku. Segera aku membungkuk 900 dengan senyum mengembang, “Annyeong hasimnikka! Joneun Han Hain imnida, mannaseo bangapseumnida.”
Kuangkat kepalaku, aku tak lagi membungkuk. Lima menit berlalu, tapi kenapa semua teman-teman baruku ini hanya diam saja mengacuhkan kehadiran diriku. Ah ada apa ini? Tapi…tunggu dulu, kenapa mereka malah menghampiri butlerku? Aigo, mereka sangat keterlaluan.
“Chanyeol-ah, kenapa kau menjadi butler yeoja aneh itu?” Tanya salah seorang teman sekelasku yang menghiraukanku. Dasar.
“Lebih baik kau menjadi butlerku saja.” Teriak secara serentak mereka. Menyebalkan.
Okay gwaenchana. Sekarang ada yang lebih menarik perhatianku. Dekorasi kelas ini benar-benar mengagumkan. Hah, seperti hotel berbintang lima saja. Tentu saja aku mendeskripsikannya demikian, karena kelasku ini benar-benar daebak. Tempat duduk untuk siswa dan guru di sini adalah sofa mewah yang diimpor dari turkey kemudian mejanya yang juga diimpor dari negara tropis Thailand sekarang diisi dengan berbagai macam gadget seperti laptop, i-pad dan smartphone demi mendukung proses belajar. Ah daebak!
*****
Normal pov
Tak disangka, yeoja bermarga Han yang awalnya mengklaim dirinya tak akan bertahan lama di Saint Lucia Academy ternyata cukup betah juga berada di tempat elit tersebut. Hampir dua bulan ini yeoja berambut sebahu itu masih menyandang gelar haksaeng dari Saint Lucia Academy, yah meskipun sampai detik ini ia belum punya teman sama sekali kecuali butler tercintanya, Park Chanyeol. Bicara mengenai namja itu, sekarang dimana dia? Kenapa ia tak bersama ladynya Han Hain yang sedang sendirian di kelasnya?
‘Ah kenapa namja itu lama sekali? Sebenarnya kemana dia?’ Gerutu Hain yang dari tadi menunggu butler kesayangannya.
Dengan langkah berisik teman satu kelas Hain yang diketahui bernama Kang Sanghee menggerutu dan mengumpat memasuki kelasnya. Tampaknya ia sedang kesal dengan butlernya. Tak lama kemudian butler yeoja itu pun datang. Hain hanya memandang aneh kedua orang itu sebenarnya apa yang terjadi? Sungguh yeoja itu tak mengerti apapun saat ini.
Hain pov
“Mianhaeyo, Sanghee agashi!” hah? Kenapa dia minta maaf? Apa dia baru saja melakukan kesalahan pada ladynya. Ya tuhan mukanya terlihat memelas. Tapi, sepertinya ada yang lebih menderita disini. Wajah yeoja itu…. Kenapa terlihat sangat berantakan dan menyedihkan? Apa sesuatu yang besar baru saja terjadi?
Aigo, yeoja sekarang mengeluarkan air mata. Oh God, aku tak tahan melihatnya. Huft! Apa yang terjadi? Kenapa aku tiba-tiba berdiri dan ingin menghampiri yeoja itu? Hah, tapi langkahku terhenti ketika tiba-tiba dia angkat bicara. Aku rasa yeoja dengan tampang menyedihkan itu sama sekali tak menyadari kehadiranku yang sedari tadi di kelas. “Untuk apa minta maaf? Memangnya kau melakukan kesalahan Jonghyun-ah?”
“Geundae agashi…” Belum sempat butler bernama Jonghyun itu menjawab, yeoja yang sudah menumpahkan air matanya itu sudah bicara lagi.
“Sudahlah! Jika yang menyukai hanya aku saja dan kau tidak menyukaiku tak perlu kau minta maaf jonghyun-ah!” Ucap yeoja yang mulai aku khawatirkan ini dengan nada agak meninggi. Air matanya juga semakin deras. Astaga kasihan sekali yeoja itu. Uh? Tapi tunggu dulu, apa tadi aku tidak salah dengar? Jangan-jangan yeoja ini menyukai butlernya sendiri? Astaga, kenapa kisah cintanya seperti ini? Miris sekali, apalagi terlihat jika cintanya bertepuk sebelah tangan.
“Agashi…” Kulirik namja yang berstatus butler ranking A itu.
“Sudahlah.” Potong yeoja itu lagi. Ya tuhan kenapa aku berada di situasi menegangkan antara kedua orang itu?
“Agashi, aku mohon! Kita tak mungkin bersama! Itu hal yang mustahil agashi.” Kini suara namja itu juga meninggi.
Tersentak. Terkejut. Tentu saja yeoja itu sekarang merasakannya. Aku dapat melihat matanya mengatakan itu sekarang. Setiap wanita pasti akan terkejut jika ada yang membentak, terutama orang yang disukai. Jika aku jadi dia, pasti aku juga akan seperti itu.
“Tapi aku menyukaimu…” Kini yeoja yang kulihat semakin memprihatinkan itu menunduk. Dan lagi air matanya jatuh.
“Sudahlah agashi. Jangan menyukaiku lagi. Kau tahu jika aku tak pernah menyukaimu!” Teriak namja itu. Astaga untungnya tak ada orang lain yang melihat lagi selain aku, Han Hain. Oh tuhan, bahu yeoja itu semakin bergetar. Apa yang harus aku lakukan sekarang.
Ah, sekarang kurutuki kebodohanku. “Yak, kenapa kau bicara kasar pada orang yang menyukaimu?” Ah pabo, kau Han Hain! Kenapa kau berteriak pada butler itu. Bahkan sekarang aku mengelus bahu yeoja yang tengah menangis ini agar tenang. Baru saja sejenak, tanpa kusadari yeoja itu sudah berlari sambil menangis sesenggukan. Aish jinja! Kenapa butlernya itu tak mengejarnya sama sekali? Apa dia tidak punya perasaan melakukan hal itu? Dan, kini tanpa sadar lagi aku mengejar yeoja itu. Hah biar saja, lagi pula aku bosan menunggu Park Chanyeol. Dasar Park Chanyeol bodoh!
*****
Normal pov
Seorang yeoja yang diketahui salah seorang murid senior di Saint Lucia Academy tengah menatap nanar namja yang ada di depannya. Saat ini ingin direngkuhnya namja di depannya itu. Ingin sekali yeoja itu menangis di dada bidang namja itu.
Mata yeoja itu mulai berkaca-kaca, “Aku mohon Chanyeol-ah, kembalilah jadi butlerku! Kau tahu aku sangat menyukaimu.”
*****
Hain menghela nafasnya ketika mendapati yeoja bernama Kang Sanghee tengah menekuk lututnya untuk menutupi air matanya yang jatuh. Tapi jelas terlihat oleh Hain jika yeoja berponi tebal itu sedang menangis sesenggukan. Karena saat itu jelas dilihatnya bahwa bahu yeoja di sampingnya itu tengah bergetar. Perlahan Hain mendekati yeoja menyedihkan itu, perlahan juga dielusnya punggung yeoja itu dengan lembut, “Gwaenchanayo Kang Sanghee-ssi?” Mendengar ucapan seseorang yang berusaha menenangkan hatinya, Sanghee mendongak. Dilihatnya seorang yeoja yang selama ini tak pernah dianggapnya sebagai teman malah mencoba menenangkannya. Hatinya sedikit mencelos saat ini. Sedikit menyesal ia pernah mengacuhkan dengan tatapan tidak suka pada yeoja berambut sebahu di sampingnya itu. Dengan senyum yang sedikit dipaksakan yeoja bermarga kang itu menarik sudut ujung bibirnya, “Gwaenchana hain-ssi.”
*****
Melihat yeoja yang baru ditenangkannya pergi menjauh dari pandangannya, han hain, yeoja berkulit cerah itu menghembuskan nafasnya berat. “Kenapa kisah cintanya bertepuk sebelah tangan?” Tanya yeoja itu yang masih menatap pungguh kang sanghee dari jauh.
“Bukan bertepuk sebelah tangan.” Celetuk seseorang. Tentu Hain terkejut. ‘Dari mana datangnya orang itu?’ Tanya hain dalam hati.
Hain menatap bingung namja di sampingnya yang tiba-tiba muncul, “Huh?”
“Harusnya sebagi murid di sini kau tahu peraturan dasar di sekolah ini nona.” Namja itu tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya untuk menatap yeoja yang baru saja dibuatnya bingung.
“Eoh?” Yeoja berambut lurus itu makin bingung dengan ucapan namja itu.
“Jika seorang lady dan butlernya terlibat cinta maka dia akan dikeluarkan dari sekolah.” Secara perlahan yeoja bermarga Han itu mencerna ucapan namja yang belum dikenalnya itu. Ibarat Einsten yang mendapatkan ide dengan adanya lampu di atas kepalanya, begitu juga yeoja berpipi chubby itu. Sekarang ada lampu menyala terang di atas kepalanya.
“Ah, hemt, mungkinkah sebenarnya mereka saling mencintai? Tapi karena Jonghyun tidak menginginkan ladynya dikeluarkan dari sekolah maka dia melakukan itu. Benarkah begitu?” Kali ini Hain menatap intens namja di sampingnya. Akan tetapi namja itu tak mengeluarkan suara apapun untuk menjawab pertanyaan yeoja manis di sampingnya. Ia hanya tersenyum sejenak, “Namaku Kim Jongin. Setelah butlermu nanti meninggalkanmu, aku akan jadi butler setiamu.”
Deg.
Namja berkulit sedikit gelap itu meninggalkan yeoja bernama Han Hain yang tengah membatu setelah mendengar ucapannya yang bagi yeoja itu sedikit gila.
*****
Dengan hangat yeoja yang diketahui bernama Luna itu memeluk namja di depannya. Jelas sekali yeoja berambut panjang itu begitu nyaman berada di dada bidang namja yang baru saja dipeluknya. Memang namja itu tak membalas pelukan hangat yeoja yang diketahui adalah cucu pemilik Saint Lucia Academy, tapi namja itu hanya mematung tak bergerak sedikitpun.
“Saranghae Chanyeol-ah. Kembalilah jadi butlerku lagi.”
Deg.
Sesak rasanya ketika bernafas. Ada apa ini? Dari jauh terlihat seorang yeoja melihat adegan mesra Luna dan namja yang diketahui bermarga Park itu. Yeoja itu adalah Han Hain, sang pemilik butler rangking S itu.
Hain pov
Kenapa seperti ada batu besar yang menindih hatiku? Rasanya sangat sakit dan sesak untukku bernafas melihat Chanyeol dan yeoja cantik itu berpelukan. Ku putar badanku agar tak melihat kedua orang yang tengah bermesraan itu. Segera kulangkahkan kakiku menjauhi mereka. Aku tak peduli lagi dengan mereka yang bermesraan. Rasanya ada yang menusuk ulu hatiku. Lebih baik aku pergi, lagi pula Chanyeol tak menyadari keberadaanku di sini. Ia malah asyik berpelukan dengan seorang yeoja yang cantik.
*****
Aku merenung di kamarku dengan bingung. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, kenapa aku merasa terluka saat melihat chanyeol bersama yeoja lain? Huft! Menyebalkan. Tadi dia meninggalkanku di kelas demi bertemu kekasihnya. Ah Chanyeol bodoh. Aku benci kau! Hah kenapa mendadak sekarang aku ingat ucapan Sanghee tadi?
Flashback on
“Hain-ah, hatiku sakit sekali mendengar Jonghyun mengucapkan itu. Tapi aku tetap menyukai kenyataan diriku bahwa aku mencintainya.” Ucap Sanghee menghapus sisa air matanya.
Yeoja yang diajak bicara mengerutkan dahinya, “Cinta?”
“Hain, apa kau pernah jatuh cinta?” Yeoja bermarga Kang itu memandang yeoja disampingnya untuk meminta jawaban. Tapi yeoja itu hanya diam. Dia malah menggeleng bingung.
Sanghee mengambil nafas dalam-dalam kemudian perlahan dikeluarkannya lewat hidung, “Aku akan memberitahumu apa itu cinta.” Jeda. “ Saat kau sedang jatuh cinta dengan seseorang, jantungmu rasanya akan meledak ketika melihat orang itu. Wajahmu juga akan merona seperti kepiting rebus saat dia memujimu. Tapi ketika kau melihat dia dengan orang lain, hatimu akan seperti diiris dengan pisau tajam. Rasanya sangat menyakitkan. Itu namanya cemburu, dan cemburu itu bagian dari cinta. Itulah yang aku rasakan pada butlerku Jonghyun.” Hening. “Hain-ah…?”
“Eoh?” Yeoja bermata onyx itu menoleh.
“Jangan pernah kau jatuh cinta pada butlermu seperti aku jatuh cinta pada Jonghyun. Aku tak ingin kau sepertiku. Mempunyai cinta yang bertepuk sebelah tangan.”
Flashback off
Ah, hatiku memang sakit saat melihat Chanyeol bersama yeoja yang sangat cantik itu. Tapi ini bukan berarti perasaan cinta. Lagi pula saat melihat Chanyeol jantungku tidak berdegup lebih kencang. Ah aku tahu ini bukanlah perasaan cinta. Tadi hatiku terasa sakit karena aku kesal padanya yang meninggalkanku sendirian di kelas berjam-jam tanpa pamit. Ya, ini bukanlah cinta. Kau harus yakin itu Han Hain.
Sepertinya ada yang memutar knop pintu. Benar saja, ternyata Chanyeol masuk kamar. Aigo, ada apa ini? Kenapa wajahnya tiba-tiba bersinar terang dan menyejukkan hatiku? Kenapa jantungku juga berdetak kencang tak karuan? Astaga, apa ini? Apa aku jatuh cinta padanya. Ah tidak mungkin. Tapi, setelah kuingat-ingat lagi saat aku pertama kali bertemu dengan namja ini, jantungku juga berdetak sangat kencang. Dan aku sudah membiasakannya sejak saat itu. Omo! Apa selama ini aku sudah jatuh cinta pada namja ini? Ah tidak mungkin. Segera kugelengkan kepalaku.
“Ada apa agashi? Apa ada yang mengganngumu.” Ku dengar suara indah itu dari butlerku chanyeol. Ah tapi buat apa? Dia sudah punya yeojachingu? Aish! Kenapa aku jadi kesal memikirkan Chanyeol dan yeoja itu? Ah tidak boleh Hain.
Aku menggeleng pelan mengingat tindakanku yang aneh tadi.
Aish, kenapa chanyeol sekarang tersenyum padaku, “ Agashi, tadi aku mencarimu di kelas? Kenapa kau tadi menghilang? Dan sekarang kau malah ada di rumah.” Yak Park Chanyeol, apa kau itu bodoh? Tadi aku sudah menunggumu selama dua jam di kelas, kau malah asyik-asyikan bermesraan dengan yeojachingumu. Dan sekarang kau bilang bahwa kau tadi mencariku? Dasar pembohong! Kau pikir aku yeoja bodoh? Saking kesalnya aku memproutkan bibirku. “Pabo!” Ujarku ketus masih memproutkan bibirku kesal. Tapi apa yang terjadi? Park Chanyeol bodoh malah terkikik melihatku. Ah, sial.
“Agashi, kau sangat menggemaskan dengan aegyomu itu.” Yak Park Chanyeol, apa kau tak tahu aku sedang merajuk? Uh? Tapi tunggu dulu, kenapa sekarang wajahku terasa panas? Apa wajahku baru saja merona karena pujiannya?
*****
Sepertinya butler yang setiap hari melayaniku ini ingin bicara hal penting padaku. Kulihat dari tadi ia mondar-mandir di samping meja belajarku. Ah, jujur saja, sebenarnya dia menggannguku yang tengah belajar saat ini. “Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku Yeollie?”
“Yeollie?” Sepertinya chanyeol heran mendengar apa yang baru saja keluar dari mulutku.
Aku memandanginya intens, “Apa kau tak suka aku memanggilmu Yeollie? Padahal kurasa itu cukup bagus.
Sepertinya namja yang aku lihat saat ini mengembangkan senyumnya lebar. Huft! Entah kenapa tadi aku tiba-tiba memanggilnya Yeollie? Tapi aku rasa itu nama yang imut. Mungkin aku akan terus memanggilnya Yeollie saja. Semoga saja dia tak mempersalahkan nama panggilan ini, “Aniyo agashi. Aku sangat senang kau memanggilku begitu. Sebelum ini belum pernah aku dipanggil dengan nama yang lucu dan manis.” Yah, senangnya mendengar dia mengucapkan itu. Ah sialnya diriku, wajahku merona lagi. Pasti saat ini rona warna mukaku seperti kepiting rebus.
“Jadi apa tadi kau ingin bertanya padaku Yeollie?” tanyaku lagi.
Chanyeol mendesah, “Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan cinta pertamaku, agashi.”
Deg. Hatiku kembali teriris mendengar itu dari mulut seorang Park Chanyeol sendiri. Sekelebat ingatan beberapa hari yang lalu mengenai dirinya dan yeoja itu muncul dalam bayanganku saat ini. Aku terdiam mematung menunggu dia bicara lagi.
“Dulu dia adalah ladyku.” Hah. Tiba-tiba aku menahan nafasku. Sakit sekali dadaku saat ini. “Tapi kemudian aku berhenti menjadi seorang butler.” Pabo kau Park Chanyeol. Aku sedang menahan diriku agar tak menangis di hadapanmu. “Setelah itu aku malah menjadi butlermu agashi.” Spontan aku berlari ke kamar mandi. Kini air mataku benar-benar jatuh. Memang kuakui bahwa aku sudah jatuh cinta pada namja yang beberapa detik lalu masih mengobrol denganku. Ku tutup mulutku dengan kedua tanganku, agar tangisku yang sesenggukan tak terdengar olehnya. Ingin aku menagis sejadi-jadinya saat ini. Tapi aku tak bisa, Chanyeol menyukai orang lain. Dan pada kenyataannya cintaku bertepuk sebelah tangan. Ah shit! Harusnya kau mendengarkan perkataan sanghee saat itu agar aku tak jatuh cinta pada butlerku sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, kalau dipikir-pikir aku tak akan bisa menghentikan perasaan itu. Aku rasa aku sudah jatuh cinta pada namja itu sejak pertama kali bertemu dengannya.
“Agashi? Gwaenchanayo?” Tanya Chanyeol mengetuk pintu kamar mandi. Mendengar suaranya mengingatkanku pada ucapannya tadi, ‘setelah itu aku malah menjadi butlermu agashi’. Apa kau menyesal Park Chanyeol bahwa kau sudah menjadi butlerku sehingga kau mengucapkan kata malah? Asal kau tahu saja tuan park, aku juga tak pernah berharap menjadi ladymu saat pertama kali bertemu denganmu. Setelah orangtuaku meninggal tiba-tiba saja kau datang dan mengaku menjadi butlerku. Apa kau pikir saat itu aku percaya? Tidak Park Chanyeol, saat itu aku tidak percaya sama sekali dengan ucapanmu yang waktu itu aku rasa hanya sebuah bualan omong kosong. Tapi kenapa sekarang hatiku sakit sekali. Beberapa hari ini aku ingin selalu memeluk punggungmu dari belakang. Hanya saja aku sadar beberapa hari ini, hatimu sudah terikat dengan seseorang. Dan sialnya, sekarang wajahmu yang penuh dengan penyesalan karena menjadi butlerku terus muncul di setiap kelebat ingatanku. Park Chanyeol bodoh.
*****
Ah shit! Aku jadi sering menggerutu sekarang. Semuanya gara-gara tuan Park bodoh itu. Sejak kemarin sepertinya Canyeol ingin bicara hal penting lagi padaku, sedangkan aku? Aku hanya terus menghindarinya jika ia ingin bicara penting padaku. Jujur, aku tak ingin seperti ini, geundae, aku merasa sangat takut. Aku sangat takut jika apa yang diucapkan Chanyeol nanti adalah dia ingin meninggalkanku dan kembali menjadi butler yeoja bernama Luna itu. Aku tak mau itu terjadi. Aku benar-benar sudah menyukai namja itu. Aku tahu aku egois. Aku juga tahu bahwa aku sudah menjadi penghalang bagi kedua orang itu. Hanya saja, apa nanti aku masih bisa bertahan jika Chanyeol yang sempat kupanggil dengan nama Yeollie itu meninggalkanku sendiri.
Oh geez! Moodku sekarang sedang kacau. Dan sepertinya hari ini akan bertambah lebih buruk lagi. Kulihat Chanyeol duduk berdua dengan yeoja itu lagi. Sial, pertahananku runtuh lagi. Air mataku sudah jatuh tanpa aku memintanya datang ke pipiku. Dari pada moodku semakin buruk, lebih baik aku pergi dari tempat ini.
Tidak hanya Chanyeol yang membuat moodku bertambah buruk kali ini. Ada satu orang lain. Namja yang kemarin mengenalkan dirinya sebagai Kim Jongin. Saat aku berbalik, tiba-tiba saja ia sudah berada di depanku. Kapan dia datang? Kenapa aku tak menyadarinya. “Sepertinya dia akan meninggalkanmu nona.” Aish jinja, kata-katanya membuatku dongkol. Yaah aku sudah jelas tahu tuan, jika namja bernama Park Chanyeol itu akan segera meninggalkanku untuk kembali menjadi butler orang yang dicintainya itu. Jadi tak perlu kau beri tahu aku tuan. “Sebaiknya segera kau perintahkan aku untuk menjadi butlermu.” Ucap namja bermarga Kim ini membuatku sangat terkejut. Dan lebih mengejutkan lagi, dia memelukku erat. Astaga apa yang dia lakukan? Aish namja ini keterlaluan. Baru dua kali bertemu, dengan seenak jidaknya saja dia sudah berani memelukku. Saat ini tentu saja aku berontak dari pelukan namja kurang ajar ini. Ah sial, namja ini malah memelukku semakin erat sehingga aku tak bisa keluar dari badan kekar namja ini. “Sepertinya butlermu itu sedang menoleh kearah kita” namja itu mengeluarkan suara lagi. Tadi apa dia bilang? Chanyeol melihat kami berpelukan? Aigo, apa yang harus aku lakukan. Dia tak boleh salah paham. Seberkas wajah Chanyeol dan yeoja itu kembali muncul dalam ingatanku. Aku terdiam tak lagi meronta dalam pelukan namja tinggi ini. Apa peduli Chanyeol melihatku berpelukan dengan namja lain? Dia tak akan pernah peduli, dia kan sedang bersama dengan yeojachingunya yang jauh lebih cantik dari diriku. Chanyeol bodoh. Pabo.
“Nona, sepertinya kau sudah nyaman berada dalam pelukanku yang aku rasa mampu menghangatmu.”
Shit! Namja itu mengeluarkan smirknya.
*****
Malam yang dipenuhi awan hitam ini terasa menyebalkan. Sekarang aku berada di depan pemilik Emperor Fishery Group. Dia adalah kakek kandungku. Makanya dia menjadikanku sebagai salah orang kandidat calon pewarisnya. Sebenarnya aku malas disini. Selama 16 tahun aku hidup, ini pertama kalinya aku bertemu dengannya. Aku akui wajah kakek biologisku ini memang mirip dengan ayahku, hanya saja kita sama sekali tak dekat. Wajar bukan jika aku bosan dan ingin meninggalkan tempat ini?
Sepertinya kakek biologisku yang bernama Han Kangin ini akan bicara, sejenak kuperhatikan wajahnya tanpa malu. “Hain-ah, meskipun ini pertemuan pertama kita, kau tak sungkan menatap wajahku dengan malu. Kau yeoja yang pemberani.” Ah jangan membual dihadapanku haraboji. Ini pertama kalinya orang menyebutku pemberani. Kuputar bola mataku. Aku tahu aku tak sopan sekali pada kakekku sendiri tapi aku rasa wajar-wajar saja jika aku seperti ini. Dulu tega-teganya dia mengusir ayahku, setelah kedua orangtuaku meninggal ia ingin aku menjadi calon kandidat salah seorang pewarisnya. Yang benar saja? Apa dia pikir aku tak punya perasaan sehingga dia melakukan hal itu?
“Tentu di dunia ini tak ada yang gratis, kau tahu itu kan Hain-ah?” lihat, dia sama sekali tak tulus menjadikakanku salah satu kandidat calon pewarisnya. Siapa juga yang mau jadi pewarisnya?
Tanganku bersedakap di depan dada, “haraboji, katakan saja apa maksudmu yang sebenarnya!” hebat sekali kau Han Hain. Tanpa ba-bi-bu kau bicara pada orang itu. Sebenarnya sifat angkuhmu ini menurun dari siapa han hain? Kau benar-benar hebat sekarang.
Jinja. Pemilik Emperor Fishery Group ini malah terkikik melihat tingkah lakuku. Yak, apa aku ini lucu? Perasaan aku sudah bersikap ketus dan tidak sopan tingkat tinggi pada orang yang notabene adalah kakek kandungku. “Kau memang cerdas Hain-ah.” Kuputar bola mataku lagi. “Aku punya syarat untukmu jika kau ingin menjadi pewarisku.” Yak, haraboji! Aku sama sekali tak ingin menjadi pewarismu! Benar-benar orang ini. Aish! “Setelah lulus dari Saint Lucia Academy kau harus menikah dengan seorang kandidat calon pewarisku yang lain.”
Mataku melebar saking terkejutnya, menikah?, “Mwo?” huft! Kakek itu malah terkikik lagi. “Haraboji, aku baru 16 tahun. Tidak mungkin aku menikah. Lagi pula aku tak berniat menjadi pewarismu sama sekali.” Kebiasaanku terulang lagi. Setiap aku kesal dan marah, aku memproutkan bibirku. Sialnya lagi. Kakek biologisku yang materialistis ini terkikik lagi.
“Aigo Hain-ah, aegyomu lucu sekali. Haraboji jadi gemas melihatnya.” Deg. Aegyo? Menggemaskan? Kenapa kata-kata itu justru mengingatkanku pada cinta pertamaku yang bertepuk sebalah tangan, Park Chanyeol? Lagi. Hatiku teriris lagi. Sepeti ada yang menindih dadaku dengan bongkahan es ketika hanya teringat chanyeol sebentar saja. Dingin dan sakit rasanya. “Tenang cucuku. Kau menikah setelah lulus. Masih dua setengah tahun lagi.” Hening. “Dan yang pasti, selama kurun waktu tersebut kau masih bisa memikirkan apakah kau ingin menjadi pewarisku atau tidak. Dan jika sampai kurun waktu tersebut kau masih tetap pada pendirianmu sekarang, apa boleh buat, akan kuserahkan semua harta adan aset-asetku pada calon suami itu yang menjadi salah seorang kandidat calon pewarisku yang lain selain dirimu.” Menyebalkan. Aku teus mengumpat dalam hati. “Aku yakin Hain-ah, kau takkan mengecewakan aku. Hanya satu keinginanku, memberikan seluruh apa yang aku miliki pada darah dagingku. Aku harap kau mengabulkan keinginanku dengan menjadi pewarisku dan menikah dengan orang yang sudah kupilih untukmu.”
*****
Malam ini hujan benar-benar turun. Chanyeol sudah menungguku di depan rumah tuan Han Kangin, kakekku. Ah aku baru ingat! sejak kejadian namja bernama Kim Jongin itu memelukku, hubungan antara aku dengan butler yang sudah mencuri hatiku ini menjadi semakin jauh. Aku tak lagi memanggilnya Yeollie lagi. Dia juga terlihat semakin dingin di depanku. Aku jadi tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Apa dia berubah dingin kepadaku karena dia ingin menjadi butler orang yang dicintainya itu lagi? Ah memikirkan ini membuat dadaku sesak. Park Chanyeol bodoh! Harusnya kau mengerti perasaanku. Dalam guyuran hujan kudatangi dia yang juga kehujanan. Kami sama-sama basah oleh dinginnya air hujan malam ini.
“Agashi…” sebuah suara keluar dari mulut Park Chanyeol. Hah, senangnya bisa mendengar suaranya. Akhir-akhir ini Chanyeol hanya bicara seperlunya saja. Jadi wajar saja dari kemarin aku sangat merindukan suaranya yang menurutku sangat indah. Mungkin aku sudah gila menganggap suaranya yang berat terasa sangat indah, merdu dan halus di telingaku. Yah, namanya juga orang jatuh cinta.
Kutatap manik mata chanyeol. Aku harus mendongak untuk melihat manik matanya yang juga indah itu, dia begitu tinggi untuk ukuran sebagai seorang pria korea. “Kelihatannya Hain agashi tengah dekat dengan seorang namja.” Chanyeol kali ini juga menatapku. aku rasa saat ini aku sedang tidak dekat dengan seorang namja…kecuali dengan butlerku sendiri, ya itu tentu saja kau Park Chanyeol! Kugelengkan kepalaku, “Ani.”
Sepertinya aura di sekelilingku sedang tak baik. Kulihat bahu namja yang merupakan butler genius itu menegang. “Untuk apa kau berbohong agashi?” ada apa denganmu Chanyeol bodoh? Kenapa nada suaramu menjadi semakin dingin padaku? Apa aku baru saja melakukan kesalahan terhadapmu? Sekarang bahuku juga ikut menegang.
“Yak, Park Chanyeol-ssi. Aku tidak berbohong.” Aku sangat kesal pada namja yang aku sukai ini. Ku sebut saja namanya dengan formal. Aku tidak bohong, kenapa dia terlihat bahwa ia ingin aku berbohong? Park Chanyeol bodoh! Apa kau meliahat kebohongan di mataku? Tidak ada kan? Kecuali aku yang menutupi perasaanku bahwa aku menyukaimu yang sudah menyukai orang lain.
Ouch. Lenganku sakit sekali. Aneh. Park chanyeol berani mencengkram kedua tanganku erat. Kilatan marah terpancar di matanya. Kau membuatku takut Park Chanyeol. “Kau tak perlu berbohong agashi. Kemarin aku melihatmu berpelukan dengan seorang namja.” Deg. Apa dia cemburu. Tidak mungkin, aku tak ingin berharap terlalu tinggi. “Jauhi namja itu agashi.” Ucapnya membuatku berharap bahwa Park Chanyeol akan menyukai diriku yang tidak secantik yeoja bernama Luna itu. Ah, lagi-lagi hatiku sakit membandingkan diriku dengan yeoja yang dicintai Park Chanyeol.
“Wae?” tanyaku lirih. Aku masih menahan sakit akibat tangan chanyeol yang masih setia berada di lenganku yang kecil. Aku juga kedinginan saat ini. Ah kenapa sekarang harus turun hujan? Sakitnya jadi dua kali lipat.
Hening. Namja yang selalu membuat jantungku berdegup kencang ini mulai mengendurkan kekangannya pada tanganku. Tapi masih cukup kuat mencekramnya. Setidaknya aku bisa bernafas lega sedikit. “Dia bukan orang yang tepat untukmu agashi. Aku rasa dia orang yang sedikit kurang ajar.”
“Wae?” tanyaku lagi.
“Aku yakin kau belum lama mengenalnya agashi, tapi dengan lancangnya dia memelukmu di depan umum.” Deg. Aku kira setidaknya sedikit saja kau cemburu dan menyukaiku park chanyeol. Harapanku hanya sia-sia.
“Kau menghancurkan harapanku.” Ucapku menatap matanya. Aku rasa sebentar lagi air mataku jatuh. Aku tak lagi dapat melihat wajah park chanyeol secara jelas. Pelupuk mataku sudah penuh dengan cairan bening. Saat itu samar-samar kulihat kilatan marah di mata namja itu jiga semakin lebar. Pandangannya padaku juga semakin dingin dan tajam. Kenapa cinta pertamaku sangat menyakitkan? Chanyeol, kenapa aku harus menyukai namja sepertimu?
“Algeseo agashi.” Kau mengerti? Jangan berbohong Park Chanyeol. Kau tak mengerti apapun tentang hatiku yang hanya tertuju padamu. “Agashi aku mengerti kau menyukai namja itu.” Kau salah Park Chanyeol. Orang yang kusukai adalah kau. Bukan dia! “Tapi dia bukan orang yang baik agashi. Menjauhlah dari namja itu!” Kini kilatan marah di mata Chanyeol benar-benar menganga terbuka lebar. Dia baru saja membentakku. Ladynya sendiri. Sakit sekali. Sakitnya bukan karena dinginnya air hujan. Sakit ini juga bukan hanya yang ada di lenganku saja, tapi juga ulu hatiku. Sakitnya bukan karena Chanyeol yang notabene seorang butler berani membentak ladynya, tapi lebih jauh kepada bahwa Chanyeol orang yang aku sukai sejak pertama kali bertemu membentakku.
“Jika namja itu tak baik dan merupakan orang yang kurang ajar karena memelukku di depan umum, lalu bagaimana denganmu?” aku mengambil nafas dalam-dalam. Ingin sekali saat ini aku menangis sejadi-jadinya, tapi sekarang yang ada malah air mataku jatuh seperti sungai. Mengalir apa danya tanpa suara berisik. “Kau juga berpelukan dengan seorang namja di depan umum.” Ya Tuhan, tak kusangka aku berani mengatakan hal ini, dan aku tahu bahwa kata-kata ini akan menjadi bumerang bagi hatiku yang sudah terluka. Aku jadi teringat bagaimana Park Chanyeol dan yeoja itu bermesraan di depan mataku. Aku rasa sekarang Park Chanyeol juga terkejut. Pasti dia berpikir bagaimana aku bisa tahu perihal hal itu padahal ia belum pernah menceritakannya padaku. Ah, apa sekarang peduliku? Kau juga tak menyukaiku sedikitpun Park Chanyeol.
“Tapi ini berbeda agashi. Dia adalah…”
Belum sempat chanyeol menyelesaikan kata-katanya, aku sudah memotong ucapannya. “Orang yang kau cintai?” Bahuku semakin bergetar setelah mengucapkan kata-kata itu. Sudah banyak air mataku yang bercampur dengan air hujan. Baiklah aku juga akan meninggikan suaraku kali ini, “Semuanya jadi berbeda karena dia adalah orang yang…” Chu. Apa ini? Dingin sekali bibirku. Aku tahu bibirku yang sudah membiru karena hujan memang terasa dingin, tapi ini berbeda.

To Be Continued…..

Bagus apa nggak?? Tetep review FF abal-abal ini ya.. author butuh saran dan komentar yang membangun…..don’t be silent reader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar