Jumat, 17 Mei 2013

Fate/stay night –- Unlimited Blade Works



Fate/stay night – Unlimited Blade Works (aku baru nyadar cara penulisan judulnya yang semestinya) adalah  film animasi layar lebar yang diadaptasi dari rute Tohsaka Rin, dari game/visual novel sangat terkenal, Fate/stay night. Dirilis pada awal tahun 2010 oleh panitia Fate-UBW Project, dengan animasi yang diproduksi oleh Studio DEEN, movie ini mewujudkan pengharapan para fans untuk melihat rute UBW dalam bentuk animasi.
“I am the bone of my sword, steel is my body, and fire is my blood…”
Permulaan UBW mengisahkan awal keterlibatan sang tokoh utama, remaja lelaki yang suka menolong, Emiya Shirou, dalam kompetisi Holy Grail War (perang cawan suci) yang berlangsung di kota tempat tinggalnya, Fuyuki. Tujuh orang penyihir terpilih yang masing-masing disebut ‘Master‘ akan mulai saling membunuh, sesudah ketujuh penyihir tersebut berhasil memanggil semacam roh pahlawan legendaris yang disebut ‘Servant,’ untuk digunakan sebagai familiar dan faktor utama kekuatan mereka. Pasangan Master-Servant terakhir yang masih tersisa akan memenangkan artefak sihir Cawan Suci yang berpotensi mengabulkan permohonan apapun yang diminta keduanya.
Pada suatu malam, Shirou tanpa sengaja menyaksikan pertarungan antara Servant Lancer danServant Archer.Akibat aturan bahwa tak ada saksi mata yang boleh dibiarkan hidup, sasaran Lancer beralih ke Shirou dan Shirou menjadi korban kekuatan tombak Gae Bolg yang Lancer miliki.
Merasa bertanggung jawab atas keterlibatannya, dan didorong perasaan mendalam yang dipendamnya, Rin, Master dari Archer sekaligus teman sekolah Shirou, dengan nekat melanggar aturan. Menggunakan sisa kekuatan kristal ajaib yang sebelumnya telah ia gunakan sebagai katalis untuk memanggil Archer, Rin menyelamatkan nyawa Shirou. Tapi tindakan Rin malah turut menyeret Shirou ke dalam pertarungan hidup mati yang kemudian mengubah hidupnya untuk selama-lamanya.
Shirou dengan tanpa sengaja berhasil memanggil sekaligus mengikat kontrak dengan Servant Saber pada saat Lancer memburunya kembali. Diakui secara resmi sebagai seorang Master, Shirou yang sebenarnya enggan bertarung akhirnya harus berhadapan dengan Rin sebagai sesama Master dalam Perang Cawan Suci. Namun sesudah melihat sendiri ketidakberdayaan mereka sampai menghadapi Servant Berserker yang dimiliki Illyasviel von Einzbern, Shirou dan Rin memutuskan untuk menjalin kerjasama sampai Berserker kelak berhasil mereka kalahkan.
Bersama, keduanya berhadapan dengan serangkaian Servant lain. Dimulai dengan Servant Rider, yang hendak menjadikan para siswa di sekolah mereka sebagai tumbal kekuatan; Servant Caster, yang ternyata merencanakan hal serupa; serta Servant Assasin, yang memiliki kesetiaan tidak lain kepada sesama Servant, yakni Caster.
Bersama Saber, Shirou dan Rin terikat kesepakatan untuk meminimalkan sebisa mungkin korban dari pihak orang-orang tak berdosa. Tujuan mereka adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan besar seperti yang pernah menimpa Fuyuki dalam tragedi kebakaran misterius yang berlangsung sepuluh tahun sebelumnya. Namun tingkah laku Archer–yang menyatakan diri telah kehilangan ingatan akan jati dirinya yang asli–semakin lama semakin mencurigakan…
Keadaan semakin genting saat kekuatan Caster seiring dengan waktu semakin tak terbendung. Tapi situasi sepenuhnya berkembang ke arah tak terduga dengan kemunculan Gilgamesh, Servant kedelapan yang semestinya tak ada.
Dengan terkuaknya kelicikan Kotomine Kirei yang menjadi juri Perang Cawan Suci, demi mencegah disempurnakannya artefak Cawan Suci yang rupanya telah korup, harapan pamungkas untuk menyelamatkan semuanya akhirnya jatuh ke tangan Shirou dan Rin. Shirou harus berhasil menguasai Reality Marble yang dipelajarinya dari Archer, Unlimited Blade Works, yang merupakan satu-satunya kekuatan yang mampu menandingi Noble Phantasm Gates of Babylon yang dimiliki Gilgamesh, yang kini hanya memiliki satu keinginan tunggal untuk menghancurkan segala-galanya.
“…Unknown to death, nor known to life…”
Di game-nya, Unlimited Blade Works dipandang sebagai rute paling sarat aksi dan paling penuh kejutan di Fate/stay night. Tokoh utama wanita rute ini, Tohsaka Rin tak diragukan merupakan salah satu tokoh anime paling populer dalam dekade terakhir. Dua hal tersebut menjadikan rute ini secara argumentatif lebih ‘dikenang’ dibandingkan dua rute lainnya.
Movie ini pada dasarnya merupakan ringkasan apa-apa yang terjadi dalam game-nya. Segala adegan aksi yang hanya tergambar ‘statis’ dalam game secara memuaskan tertuang dalam animasi halus yang bergerak cepat. Adegan-adegan aksi keren ini menjadi daya tarik lebih movieini. Kekurangan yang ada mungkin terdapat pada eksekusi cerita. Sebab dengan durasinya yang terbatas, hanya mereka-mereka yang sebelumnya sudah memiliki pengetahuan tentang ceritaFate/stay night yang bisa menikmati sisi-sisi positif movie ini secara utuh.
Kelemahan lain dari UBW adalah bagaimana ia mengandalkan rute-rute lainnya untuk menjelaskan aspek-aspek cerita yang tak terjelaskan di dalamnya. Pertanyaan-pertanyaan menyangkut siapa sebenarnya Saber, mengapa ia memiliki kesetiaan penuh terhadap Shirou, atau soal mengapa Cawan Suci kini tak dapat mengabulkan permohonan lain selain kehancuran sehingga harus dihancurkan, sejak awal memang hanya diceritakan pada dua rute Fate/stay night lainnya: Fate(rute pertama) dan Heaven’s Feel (rute ketiga). UBW sendiri merupakan rute kedua yang sedikit detil plotnya memiliki kaitan langsung dengan apa yang telah diceritakan dalam Fate. Hal ini mungkin akan memunculkan kebingungan bagi penonton baru, tapi sama sekali bukan suatu kekurangan yang mayor.
Dalam implementasi ke movie ini, perkembangan hubungan antara Shirou dan Rin sebagai teman seperjuangan terkesan sedikit dipaksakan. Masa lalu ayah Rin dalam Perang Cawan Suci sebelumnya tak banyak disinggung. Demikian pula landasan keterikatan antara Shirou dengan Saber dan Ilya, yang sebenarnya berawal dari keterlibatan mendiang ayah angkat Shirou sendiri. Adegan kejar-mengejar terkenal antara Shirou dan Rin di sekolah sialnya sepenuhnya absen (padahal itu adegan kesukaanku!). Penggambaran sederhana Rin sebagai tsundere sialnya juga sepenuhnya menghapus keengganan dan sikap ofensifnya untuk melibatkan Shirou dan Saber dalam perang. Interaksi antara Rin dan Shirou–yang dilandasi rumitnya perasaan Rin terhadap idealisme Shirou–sayangnya kurang ditonjolkan. Padahal menurutku di situlah letak daya tarik terbesar UBW.
Ilya hanya ditampilkan sebagai karakter loli. Masa lalunya bersama Berserker juga tak disinggung. Dua tokoh Matou Sakura dan Fujimura Taiga juga hanya tampil sekedarnya sebagai tokoh minor.
Untungnya, fokus lain dari UBW, yakni hubungan persaingan antara Shirou dan Archer, lumayan diangkat ke permukaan. Bagaimana Archer membenci Shirou dengan segala kenaifannya lumayan tertuang. Tapi rasa permusuhan alami mereka dengan Gilgamesh menurutku semestinya bisa digali lebih dalam lagi.
Titik positif film ini, yakni adegan-adegan pertarungannya, sekali lagi, benar-benar layak mendapat perhatian. Adegan-adegan pertarungan pedang pada saat UBW diaktifkan benar-benar menjadi tontonan aksi yang memuaskan dan enak dilihat. Melihat adegan-adegan pertarungan ini saja sudah cukup mengatakan anime ini memuaskan.
“So as I pray, ‘Unlimited Blade Works.’ “
Kurasa cuma ada dua alasan utama mengapa UBW dianimasikan. Satu, karakter Tohsaka Rin. Dua, teka-teki tentang identitas asli Archer–yang dengan sedikit menyebalkan tak diceritakan dalam seri TV anime-nya. Mengacu pada dua alasan tersebut, sudah jelas sekali bahwa film layar lebar ini lebih diperuntukkan bagi para fans. Tapi mereka-mereka yang sedang ingin melihat sesuatu yang keren, atau sekedar ingin tahu sedikit banyak tentang garis besar FSN mungkin akan terpuaskan saat menonton ini juga kok.
Dari kualitas cerita, kepuasan mengikuti UBW di sini sama sekali tak sebanding dibandingkan kepuasan menamatkan UBW di game-nya. Tapi mereka-mereka yang gregetan karena merasaUBW di game semestinya lebih ‘keren’ lagi (bukan berarti yang di game masih belum cukup keren sih), kurasa akan terpenuhi keinginannya melalui film ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar