THE
BUTLER CHAPTER 2
Annyeong!!!
Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih
terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi
semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok…
Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan
cincong..langsung baca aja..
OH
iya lupa…. Maaf ya..untuk chapter ini, sedikit.. n kurang panjang… maaf banget
deh… tapi buat chapter selanjutnya bakal ai bikin yang banyak… mian..
EXO milik Tuhan,
keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title : The Butler
Author : Ai a.k.a Kang Yongeun
Cast : Park Chanyeol as Park Chanyeol
Han Hain asYou (OC)
Other Cast : Temukan sendiri
Genre : Romance
Rating : T
Length : Chapter
Warning : Gaje, typo dimana-mana, alur
berantakan, don’t like don’t read. And don’t copy..
Belum sempat chanyeol
menyelesaikan kata-katanya, aku sudah memotong ucapannya. “Orang yang kau cintai?”
Bahuku semakin bergetar setelah mengucapkan kata-kata itu. Sudah banyak air
mataku yang bercampur dengan air hujan. Baiklah aku juga akan meninggikan
suaraku kali ini, “Semuanya jadi berbeda karena dia adalah orang yang…” Chu.
Apa ini? Dingin sekali bibirku. Aku tahu bibirku yang sudah membiru karena
hujan memang terasa dingin, tapi ini berbeda.
******
Omo! Bibirku dan bibir
Chanyeol bersentuhan. Sepertinya namja ini baru saja menekan bibirku paksa. Ini
adalah ciuman pertamaku dengan orang yang juga ku sukai. Rasanya menyenangkan
mengetahui fakta ini, juga, rasanya sangat sakit mengetahui bahwa Chanyeol
melakukan hal ini karena ia sedang dilanda amarah. Terlebih lagi jika tahu
bahwa Chanyeol melakukan hal itu bukan pada orang yang dicintainya. Tapi pada
orang yang sedang bersitegang dengannya. Segera kudorong dada Chanyeol agar
melepaskan ciuman kami. Dengan jelas kulihat ia semakin marah. “ Yak Park
Phanyeol-ssi apa yang kau lakukan?” nafasku tersengal.
“Kau kecewa?” dia
menyebutku tidak menggunakan agashi lagi, tapi dia menggunakan kata ganti
‘kau’. Ini benar-benar membuatku terkejut. Apa kau sedang kerasukan Park
Chanyeol? Yang sekarang ini berada di depanku bukanlah kau park chanyeol, tapi
orang lain! “Kau kecewa ciuman pertamamu bukan pada orang itu huh?”
“Mwo?” sepertinya Park
Chanyeol benar-benar sudah menggali luka di hatiku yang semakin menganga lebar.
“Kau memang tak pernah
mendengarkan kata-kataku. Harusnya aku segera kembali pada Luna agashi untuk
menjadi butlernya saja dari pada aku
menjadi butlermu.” Deg. Sakit sekali
mendengarnya. Ternyata dinginnya hujan malam ini tak sedingin hatimu untukku
Park Chanyeol. Kenapa jantungku masih saja berdetak kencang dan tak karuan
padahal sudah jelas kau menyakitiku. Tepat saat itu juga kau melepas tanganmu
yang sempat memenjara kedua lenganku. Sakit ditanganku memang sedikit
berkurang. Tapi hatiku menjadi jauh lebih sakit lagi saat kau melepasnya Park
Chanyeol. Karena aku tahu beberapa detik lagi kau akan meninggalkanku dan
kembali pada yeoja itu.
Kuhempas nafasku dengan
cepat, aku tersenyum hambar bahkan miris. “Akhirnya kau mengatakan ini.”
“Apa maksudmu?”
Chanyeol menatapku jauh lebih tajam sekarang ini.
“Aku tahu kau akan
mengatakan ini. Kau pasti sangat mencintai yeoja itu.” Kupaksakan senyumku yang
mungkin terlihat aneh.
Baiklah. Aku akan
merelakanmu Yeollie, ani! Maksudku Park Chanyeol. Tapi sekarang kenapa
lagi-lagi kau malah menatapku dengan pandanganmu yang saat ini sangat marah
bahkan bisa dibilang benci padaku? Sebenarnya apa maumu park chanyeol? “Selamat
tinggal Han Hain.” Ucapnya ketus dan berbalik untuk pergi menjauh dari
pemandanganku. Bahkan disaat terakhir pun dia menyebut namaku secara langsung
untuk pertama kalinya dengan sangat dingin. Annyeong Park Chanyeol! Semoga kau
bisa bahagia dengan tidak berada di sisiku lagi.
Kakiku semakin
bergetar. Tak kuat lagi aku menyangga tubuhku. Aku menjatuhkan diriku terduduk
di tanah. Kini aku bisa menangis sejadi-jadinya.
Normal pov
“Kini aku akan menjadi
butlermu hain agashi.” Deg. Seorang namja bernama kim jongin berjongkok di
depan Hain dan memayungi gadis itu dari dinginnya hujan yang menusuk kulit.
Yeoja itu mendongak menatap namja itu.
*****
Saint Lucia Academy
hari ini dihebohkan dengan seorang butler
rangking S bernama Park Chanyeol yang sebelumnya melayani yeoja bernama Han
Hain tiba-tiba menjadi butler untuk
seorang yeoja cantik bernama Luna. Saint Lucia Academy tidak hanya dihebohkan
dengan hal itu saja, tetapi juga perihal butler
baru yang melayani Hain saat ini. Kasak-kusuk mengenai kedua hal tersebut juga
sudah menyebar di seantero Saint Lucia Academy. Banyak juga rumor yang
berkembang mengenai hal itu. Ada rumor yang menyebutkan bahwa Han Hain membuang
Park Chanyeol, ada juga rumor yang menyebutkan bahwa Park Chanyeol bosan
melayani Hain yang notabene tidaklah pintar dan kurang cantik.
“Hain-ah, gwaenchana?”
Tanya Sanghee pada teman yang mulai akrab dengannya. Yang ditanya hanya
mengangguk pelan. Sepertinya moodnya
sedang buruk kali ini.
Kim Jongin yang ada di
samping lady barunya hanya tersenyum
tipis, “Hain agashi memerlukan sesuatu?” Yeoja itu hanya menggeleng pelan.
Hening.
Seorang butler yang diketahui bernama Jonghyun
menghampiri ketiga orang tersebut. Dengan wajah datar ia mencoba tersenyum pada
yeoja yang sudah dilayaninya sejak kecil, Kang Sanghee.
“Agashi, hari sudah
sore, saatnya kita kembali ke asrama.” Yang diajak bicara seolah tak peduli. Ia
malah menatap sepasang lady dan butler baru, Kim Jongin dan Han Hain
untuk minta ijin pergi.
“Aku harus kembali,
Jongin-ssi, kau harus menjaga ladymu
ini dengan baik. Jangan seperti Park Chanyeol!” Sanghee menoleh ke arah Jongin
kemudian pergi bersama butlernya.
Kemudian Hain? Ia malah menoleh pada Sanghee yang sudah pergi karena mendengar
nama orang yang disukainya dari yeoja itu.
*****
Perjalanan pulang yang
menyebalkan. Setidaknya itu yang dirasakan Hain saat ini. Tubuhnya sekarang
terlalu lemah akibat seharian ini mendengar rumor aneh tentang dirinya.
Parahnya lagi, ia juga belum bisa terbiasa dengan keberadaan Jongin disisinya.
Sampai sekarang, ia masih merasa bahwa Chanyeol-lah yang selalu di sisinya. Ia
merasa bersama Chanyeol saja ia bisa nyaman, bukan dengan orang lain. Oh shit! Sepertinya hari buruk masih akan
menghampiri yeoja bermata kecil itu. Dengan jantung yang bergemuruh hebat,
sebentar lagi ia akan berpapasan dengan mantan butlernya beserta lady
barunya itu. Hain berharap bisa mempercepat waktu agar ia tak berlama-lama
bertatap muka dengan pemuda yang sampai saat ini masih membuat jantungnya tak
bisa stabil, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Rasanya waktu kali ini seperti
ada slow motionnya. Lama sekali rasanya, hingga sekarang keempat orang itu
tepat berpapasan. Tak ada yang menoleh sedikitpun. Mata keempat manusia itu
lurus ke depan.
“Selamat, kau sudah
memperoleh butler baru.” Celetuk
Chanyeol membuat ketiga orang yang lain menghentikan langkahnya sama seperti
pemuda jangkung itu.
Lagi. Sepertinya
pertahanan Hain akan hancur lagi. Cairan bening sudah memenuhi pelupuk mata
yeoja manis itu. “Kau juga, selamat sudah kembali pada ladymu yang cantik.” Hain diikuti Jongin melangkahkan kakinya lagi.
Sedang Chanyeol? Ia menggeram. Matanya sudah memerah karena menahan amarah pada
yeoja yang sempat menjadi ladynya.
Untuk Luna ia menoleh pada Hain yang sudah berjalan jauh. Sepertinya ia
merasakan ada yang aneh.
*****
Luna menatap penuh
curiga pada Chanyeol. Dari mata namja itu, ingin dilihatnya sesuatu yang
mengganjal di hatinya sejak sore tadi. Sejak namja itu menjadi butler bagi lady yang sudah ditinggalkannya, Han Hain, Luna merasa bahwa namja
itu sudah berubah. Ia merasa mata Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa mata
berbinar Chanyeol bukan lagi untuknya. Ia merasa senyum indah dan tulus milik
Chanyeol bukan lagi untuknya. Dan ia juga merasa hati Chanyeol bukan untuknya
lagi.
“Apa kau menyukai yeoja
itu Chanyeol-ah?” Tanya yeoja berambut pirang itu to the point. Sedang yang ditanya hanya diam memandang jendela.
Saat ini kedua orang itu tengah berada di ruang tengah asrama.
Yeoja keturunan China
itu menatap Chanyeol serius, “Kuharap kau bisa benar-benar meninggalkan mantan ladymu itu. Sekarang kau adalah butlerku lagi. Kau bukan lagi butler milik yeoja itu lagi.”
Lagi-lagi namja pemilik
senyum indah itu diam. Ia sama sekali tak menanggapi ucapan ladynya. Entahlah, sekarang apa yang
namja itu pikirkan. Saat ini ia hanya ingin diam tanpa ada yang mengganggu.
Wajahnya hanya menujukkan betapa datar hatinya saat ini.
*****
Jonghyun, pemuda
bersurai pirang itu menatap ladynya
dari jauh dengan sedih. Rasanya ia ingin merengkuh ladynya sekarang juga tanpa mempedulikan bahwa ia adalah seorang butler. Tapi kenyataan tetaplah
kenyataan, ia hanyalah seorang butler
yang tidak boleh jatuh cinta pada ladynya,
Kang Sanghee.
“Kau menyukainya kan?”
suara bass seorang namja mengagetkan pemuda bersuara emas itu.
“Jangan konyol
Chanyeol-ah. Itu tidak mungkin.” Jonghyun memutar bola matanya malas.
Chanyeol menyeringai,
“Kau tak pandai berbohong padaku Jonghyun-ah. Kita sudah lama berteman. Jadi…
Kau menyukai lady kesayanganmu itu
kan?”
Kini giliran Jonghyun
yang menyeringai, “Lalu bagaimana denganmu? Bukankah sebenarnya kau mulai
menyukai yeoja bernama Han Hain itu sebagai seorang wanita?”
Deg. Entahlah,
tiba-tiba jantung Chanyeol rasanya tertohok. ‘Mana mungkin aku menyukai Han Hain? Itu tidak mungkin. Dia hanya
mantan ladyku yang mungkin sekarang sedang bersenang-senang dengan pemuda
bernama Kim Jongin. Huh? Shit! Sekarang aku malah kesal megingat namja berkulit
gelap itu bersama Hain. Aish sialan!
“Aish kau!” Chanyeol
menatap Jonghyun, “Jika kau menyukainya, harusnya kau dapatkan dia!” Kini
ucapan yang dibuat Chanyeol sebenarnya hanya untuk mengalihkan pembicaraan
mengenai seorang gadis manis bernama Han Hain. Segera ia meninggalkan Jonghyun
sendiri agar pemuda itu dapat leluasa melihat ladynya dari jauh.
“Harusnya kau jangan
menutupi perasaanmu sendiri pada mantan ladymu
itu Chanyeol-ah.”
*****
“Jongin-ssi…” panggil
Hain lirih, tapi cukup kedengaran untuk membuat pemuda berkulit sexy itu menoleh.
Jongin memandang manik
mata Hain teduh, “Ye agashi.”
“Hmt. Na…humht…”
“Ada apa agashi?” Kini
raut muka pemuda yang sudah resmi menjadi butler
untuk seorang Han Hain terlihat khawatir.
Hain menhirup nafas
dalam-dalam, “Ayo kita bantu hubungan cinta Sanghee dan Jonghyun.”
Hening.
Yeoja imut bermarga Han
ini mulai tampak cemas setelah melihat wajah butlernya yang masih diam, “Jongin-ssi…”
“Andwaeyo agashi.” Ucap
Jongin tegas. Mata Hain mulai berkaca-kaca. “Mian agashi, aku tidak bermaksud
bicara kasar padamu. Tapi ini bukanlah masalah kecil. Kau harus mengerti
agashi. Memang mereka berdua saling mencintai, tapi itu mustahil. Kau juga
harus memahami Jonghyun juga agashi, dia hanya ingin melindungi lady yang dicintainya. Ia tak ingin
Sanghee dikeluarkan dari sekolah hanya karena hubungan cinta mereka.”
Bug. Sebuah kesadaran
menghantam kepala Han Hain. ‘Kau benar
Kim Jongin, tapi… Mereka akan menderita…’
“Jangan pikirkan itu
lagi agashi. Itu akan menambah beban di hatimu.” Ujar Jongin lembut. Hain hanya
mengangguk pelan menyetujui ucapan butlernya.
“Agashi…” Hain
mendongak menatap Jongin yang sama tingginya dengan Chanyeol. ‘Huh? Kenapa aku
ingat namja pabo itu lagi?’
Dengan wajah tanpa
dosa, Jongin mengacak asal rambut Hain, “Jangan panggil aku Jongin-ssi lagi.
Terlalu formal.” Hain membeku mendapat perlakuan dari Jongin. Ia hanya melongo.
“Panggil saja aku Kai baby!” Secepat
kilat Jongin berjalan meninggalkan Hain yang masih terpaku mencerna
kata-katanya barusan.
“YAK KIM JONGIN!
Berani-beraninya kau!” kini Hain mengejar pemuda berwajah maskulin itu setelah
sepenuhnya sadar apa yang baru saja dilakukan Kim Jongin padanya.
Sebuah tangan terkepal
melihat Han Hain dan Kim Jongin dari jauh. Kilatan marah terpancar dari
wajahnya. Wajahnya sudah memerah sambil mengumpat kecil sekarang. Astaga, apa
namja itu demam.
*****
Seorang yeoja berambut
lurus bersiap-siap menemui seseorang. Yeoja itu adalah Kang Sanghee. Di depan
cermin kamarnya, ia tengah sibuk merapikan rambutnya. Jika dilihat sekilas
yeoja itu memang sibuk dengan dandanannya yang sudah cantik, tapi jika dilihat
secara lebih jelas, saat yeoja itu berdandan, matanya sibuk mengekor alias
melirik kesamping dimana butlernya tengah berdiri. Yeoja itu kelihatan sekali
jika ia sangat ingin bicara pada butler menyebalkannya itu, tapi selalu
diurungkan keinginannya itu saat ingatan tentang bagaimana butlernya, Jonghyun,
menolaknya mentah-mentah muncul di kepalanya.
Suara sedikit berat
membuat Kang Sanghee menoleh sesaat, “Kau akan kemana agashi?” terdengar suara
itu ragu.
Sanghee menghembuskan
nafasnya lambat, “Hanya menemui seseorang yang mungkin melihatku.” Kata-kata
yeoja berumur 17 tahun itu ambigu, “Tidak seperti kau.”
Bug. Rasanya sebuah
pukulan menghantam pipi mulus milik namja bernama Jonghyun. Sebuah pemikiran
apakah ladynya akan menemui seorang
pria lain mengusik hatinya. Ingin rasanya namja itu memeluk erat ladynya itu agar tak pergi kemana-mana.
Huft! Tapi itu hanyalah sebuah lamunannya saja. Kakinya hanya diam, tak
bergerak sedikitpun.
*****
Hain Pov
Hari minggu ini aku
bingung harus melakukan apa. Aku sedikit tak suka dengan hari libur. Sebenarnya
aku tak suka karena tak ada lagi waktu luang yang kuhabiskan dengan Chanyeol.
Eomo! Aish, kenapa aku memikirkan dia lagi? Ah, sudahlah. Kuacak rambutku asal.
Jongin masih tidur, aku tak mau membangunkannya. Kelihatannya dia sangat
kelelahan kemarin. Salahku juga sih, gara-gara dua hari yang lalu aku demam,
dia jadi merawatku siang malam tanpa henti. Mianhae Jongin. Sebaiknya kau
istirahat hari ini.
Aigo! Langkahku
terhenti saat melihat sesosok yeoja yang kukenal. Ya, dia adalah Sanghee
temanku. Tapi kenapa dia bersama seorang namja yang belum pernah kulihat
sebelumnya? Kulihat mereka dari jauh bicara sangat akrab. Apa mereka tema
dekat? Wait, tapi tunggu dulu, kenapa
di seberang sana, juga ada sesosok namja yang kukenal juga? Aigo, bukankah dia
Jonghyun, butlernya Sanghee? Lalu
untuk apa dia bersembunyi sekarang? Dug. Ah, sepertinya aku tahu. Senyumku
mengembang. Ah, pasti sekarang Jonghyun sedang cemburu melihat Sanghee menemui
namja lain. Lihat saja wajahnya yang sudah memerah dan tangannya yang sudah
terkepal hebat. Hehe, kucu sekali.
Deg. Sebuah suara yang
sangat familiar mengejutkanku. Ah sial, kenapa aku harus mendengar suara yang
sudah sangat kurindukan selama ini? Ah, shit! Jika begini aku ingin berlari
memeluknya. “Kenapa kau disini?” Suara bass Chanyeol memang indah di telinga
pendengaranku.
“Hanya jalan-jalan.”
Jawabku sekenanya. Yak Han Hain! Bukankah kau merindukan namja di depanmu ini?
Kenapa sekarang kau bicara dengan ketus?
Hah, sekarang dia
menatapku penuh selidik. Wajahnya sedikit diarahkan ke wajahku. Aigo, segera
aku menunduk saat kusadari wajahku sudah memanas karena merona dan salah
tingkah berada di dekatnya, “Benarkah? Tapi kulihat kau memperhatikan ketiga
orang itu.” Chanyeol menjauhkan wajahnya lagi dan menoleh kearah tiga orang
yang sempat menarik perhatianku tadi.
“K-kebe-tul-an aku
melihat mereka baru saja.” Ucapku sedikit gugup tentunya. Astaga Hain, kenapa
kau gugup untuk namja yang sudah menyukai orang lain? Hain bodoh!
Hening.
Baru saja ku dengar
seseorang bergumam lirih. Tapi aku masih bisa mendengarnya, “Harusnya dia
memperjuangkan wanita yang disukainya.” Yup, jelas itu adalah suara mantan butlerku yang ada di sampingku saat ini.
Hening.
Suara gerak kaki
mengusik pendengaranku. Aku rasa Chanyeol hendak melangkahkan kakinya untuk
pergi dari tempat ini. Aish, rasanya aku tak rela. Sudah lama aku tak berdua
dengannya saja. Aku benar-benar merindukannya meskipun..humt… aku tahu dia tak
merindukanku.
Grep. Kutahan lengan
kanan Chanyeol dengan tiba-tiba. Aigo, apa yang terjadi padaku? Kenapa aku jadi
agresif padanya. Aish lupakan masalah agresif! Sekarang yang terpenting bagiku
adalah menyatukan cinta temanku, Sanghee dan Jonghyun butlernya.
“Hmht…uhmt…” Lidahku
kelu.
“Huh?” Chanyeol melihat
kearah tanganku yang menempel di lengannya. Segera ku jauhkan tanganku dari
kulitnya. Astaga, aku sungguh malu. Bagaimana bisa aku menyentuh tangan seorang
namja yang tidak menyukaiku.
Kunetralkan degup
jantungku yang sekarang sudah beretak sangat kencang. Kuhirup nafas
dalam-dalam, “Hmht, a-ayo bantu. Hmht.” Astaga, lidahku kelu. “Ayo bantu
hubungan Sanghee dan Jonghyun.” Ah, akhirnya kuungkapkan keinginanku. Yah,
meskipun aku berkata sangat cepat. Hah, biar saja.
“Ne.”
*****
Kubuka pintu kamarku
secara perlahan. Aku tak mau membangunkan Jongin yang masih istirahat dengan
tenang. Oh shit! Sial, sepertinya dia sudah bangun dari tadi. Aigo, kenapa aku
jadi merasa bersalah seperti ini? Tadi kan aku hanya berjalan-jalan saja… ya
meskipun tadi aku sempat bertemu dengen..ehmnt… Park Chanyeol Dobi!
“Jongin-ah… “ Sapaku
lembut. Geundae… kenapa dia seperti menatapku tajam, dan apa ini? Kenapa
suasana dalam ruangan ini jadi panas dan sangat tidak menyenagkan. Astaga…
Kulihat Jongin menghela
nafasnya berat, “Agashi, lain kali jika kau ingin pergi. Aku mohon dengan
sangat, pergilah bersamaku. Kau tahu dengan jelas bahwa aku adalah butlermu sekarang. Sudah seharusnya kau
melakukan apapun denganku. Kau tahu aku sudah sangat khawatir sejak tadi. Aku
sangat takut jika demammu akan semakin parah agashi…”
“Mi-Mianhae…” tak
kurasa air mata menetes di pipiku. Segera kutundukkan kepalaku. Tak mau aku
jika pria berkulit gelap itu tahu jika aku menangis. Maafkan aku Jongin, aku
tak berpikir panjang jika kau akan sangat-sangat mengkhawatirkanku. Jeongmal
mianhaeyo.
Sret. Dua telapak
tangan menghapus air mata yang menganak sungai di pipiku. Kudongakkan kepalaku.
Kulihat mata Jongin menatap lembut mataku. Ya Tuhan, kenapa matanya terlihat
sendu? Padahal aku yang menangis. Jeongmal mianhae Jonginnie. “Uljima agashi…
jangan menangis karena perkataanku. Aku yang salah agashi. Mianhae…”
Kata-kata Jongin
benar-benar menyejukkan hatiku. Tapi kenapa Chanyeol tak sepertimu Jongin-ah?
Andai dia sepertimu, mungkin aku tak akan mudah menangis seperti sekarang.
Astaga, kenapa di saat seperti ini aku malah memikirkan Chanyeol bodoh itu?
To be continued….
Gimana? Masih gaje ya…
aduh maaf lagi ya… konfliknya agak kurang ngena…
Tapi reader kasil RCL
ya.. gomawo…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar