Fate/stay night – Unlimited Blade
Works (aku baru nyadar cara penulisan judulnya yang semestinya) adalah film animasi layar lebar yang diadaptasi dari
rute Tohsaka Rin, dari game/visual novel sangat terkenal, Fate/stay
night. Dirilis pada awal tahun 2010 oleh panitia Fate-UBW Project, dengan
animasi yang diproduksi oleh Studio DEEN, movie ini mewujudkan
pengharapan para fans untuk melihat rute UBW dalam bentuk animasi.
“I am the bone of my sword, steel is my body, and fire is my
blood…”
Permulaan UBW mengisahkan
awal keterlibatan sang tokoh utama, remaja lelaki yang suka
menolong, Emiya Shirou, dalam kompetisi Holy Grail War (perang
cawan suci) yang berlangsung di kota tempat tinggalnya, Fuyuki. Tujuh
orang penyihir terpilih yang masing-masing disebut ‘Master‘ akan mulai saling
membunuh, sesudah ketujuh penyihir tersebut berhasil memanggil semacam roh
pahlawan legendaris yang disebut ‘Servant,’ untuk digunakan
sebagai familiar dan faktor utama kekuatan mereka. Pasangan
Master-Servant terakhir yang masih tersisa akan memenangkan artefak sihir Cawan
Suci yang berpotensi mengabulkan permohonan apapun yang diminta keduanya.
Pada suatu malam, Shirou tanpa
sengaja menyaksikan pertarungan antara Servant Lancer danServant
Archer.Akibat aturan bahwa tak ada saksi mata yang boleh dibiarkan hidup,
sasaran Lancer beralih ke Shirou dan Shirou menjadi korban kekuatan tombak Gae
Bolg yang Lancer miliki.
Merasa bertanggung jawab atas
keterlibatannya, dan didorong perasaan mendalam yang dipendamnya, Rin, Master
dari Archer sekaligus teman sekolah Shirou, dengan nekat melanggar aturan.
Menggunakan sisa kekuatan kristal ajaib yang sebelumnya telah ia gunakan
sebagai katalis untuk memanggil Archer, Rin menyelamatkan nyawa Shirou. Tapi
tindakan Rin malah turut menyeret Shirou ke dalam pertarungan hidup mati yang
kemudian mengubah hidupnya untuk selama-lamanya.
Shirou dengan tanpa sengaja
berhasil memanggil sekaligus mengikat kontrak dengan Servant
Saber pada saat Lancer memburunya kembali. Diakui secara resmi sebagai
seorang Master, Shirou yang sebenarnya enggan bertarung akhirnya harus
berhadapan dengan Rin sebagai sesama Master dalam Perang Cawan Suci. Namun
sesudah melihat sendiri ketidakberdayaan mereka sampai menghadapi Servant
Berserker yang dimiliki Illyasviel von Einzbern, Shirou dan Rin
memutuskan untuk menjalin kerjasama sampai Berserker kelak berhasil mereka
kalahkan.
Bersama, keduanya berhadapan dengan
serangkaian Servant lain. Dimulai dengan Servant Rider, yang hendak menjadikan
para siswa di sekolah mereka sebagai tumbal kekuatan; Servant
Caster, yang ternyata merencanakan hal serupa; serta Servant Assasin,
yang memiliki kesetiaan tidak lain kepada sesama Servant, yakni Caster.
Bersama Saber, Shirou dan Rin
terikat kesepakatan untuk meminimalkan sebisa mungkin korban dari pihak
orang-orang tak berdosa. Tujuan mereka adalah untuk mencegah terjadinya
kerusakan besar seperti yang pernah menimpa Fuyuki dalam tragedi kebakaran
misterius yang berlangsung sepuluh tahun sebelumnya. Namun tingkah laku
Archer–yang menyatakan diri telah kehilangan ingatan akan jati dirinya yang
asli–semakin lama semakin mencurigakan…
Keadaan semakin genting saat
kekuatan Caster seiring dengan waktu semakin tak terbendung. Tapi situasi
sepenuhnya berkembang ke arah tak terduga dengan kemunculan Gilgamesh,
Servant kedelapan yang semestinya tak ada.
Dengan terkuaknya
kelicikan Kotomine Kirei yang menjadi juri Perang Cawan Suci, demi
mencegah disempurnakannya artefak Cawan Suci yang rupanya telah korup, harapan
pamungkas untuk menyelamatkan semuanya akhirnya jatuh ke tangan Shirou dan Rin.
Shirou harus berhasil menguasai Reality Marble yang dipelajarinya dari
Archer, Unlimited Blade Works, yang merupakan satu-satunya kekuatan yang
mampu menandingi Noble Phantasm Gates of Babylon yang dimiliki
Gilgamesh, yang kini hanya memiliki satu keinginan tunggal untuk menghancurkan
segala-galanya.
“…Unknown to death, nor known to life…”
Di game-nya, Unlimited Blade
Works dipandang sebagai rute paling sarat aksi dan paling penuh kejutan
di Fate/stay night. Tokoh utama wanita rute ini, Tohsaka Rin tak diragukan
merupakan salah satu tokoh anime paling populer dalam dekade terakhir. Dua hal
tersebut menjadikan rute ini secara argumentatif lebih ‘dikenang’ dibandingkan
dua rute lainnya.
Movie ini pada dasarnya
merupakan ringkasan apa-apa yang terjadi dalam game-nya. Segala adegan aksi
yang hanya tergambar ‘statis’ dalam game secara memuaskan tertuang dalam
animasi halus yang bergerak cepat. Adegan-adegan aksi keren ini menjadi daya
tarik lebih movieini. Kekurangan yang ada mungkin terdapat pada eksekusi
cerita. Sebab dengan durasinya yang terbatas, hanya mereka-mereka yang
sebelumnya sudah memiliki pengetahuan tentang ceritaFate/stay night yang
bisa menikmati sisi-sisi positif movie ini secara utuh.
Kelemahan lain
dari UBW adalah bagaimana ia mengandalkan rute-rute lainnya untuk
menjelaskan aspek-aspek cerita yang tak terjelaskan di dalamnya.
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut siapa sebenarnya Saber, mengapa ia memiliki
kesetiaan penuh terhadap Shirou, atau soal mengapa Cawan Suci kini tak dapat
mengabulkan permohonan lain selain kehancuran sehingga harus dihancurkan, sejak
awal memang hanya diceritakan pada dua rute Fate/stay
night lainnya: Fate(rute pertama) dan Heaven’s Feel (rute ketiga). UBW sendiri
merupakan rute kedua yang sedikit detil plotnya memiliki kaitan langsung dengan
apa yang telah diceritakan dalam Fate. Hal ini mungkin akan memunculkan
kebingungan bagi penonton baru, tapi sama sekali bukan suatu kekurangan yang
mayor.
Dalam implementasi
ke movie ini, perkembangan hubungan antara Shirou dan Rin sebagai
teman seperjuangan terkesan sedikit dipaksakan. Masa lalu ayah Rin dalam Perang
Cawan Suci sebelumnya tak banyak disinggung. Demikian pula landasan keterikatan
antara Shirou dengan Saber dan Ilya, yang sebenarnya berawal dari keterlibatan
mendiang ayah angkat Shirou sendiri. Adegan kejar-mengejar terkenal antara
Shirou dan Rin di sekolah sialnya sepenuhnya absen (padahal itu
adegan kesukaanku!). Penggambaran sederhana Rin sebagai tsundere sialnya
juga sepenuhnya menghapus keengganan dan sikap ofensifnya untuk melibatkan
Shirou dan Saber dalam perang. Interaksi antara Rin dan Shirou–yang dilandasi
rumitnya perasaan Rin terhadap idealisme Shirou–sayangnya kurang ditonjolkan. Padahal
menurutku di situlah letak daya tarik terbesar UBW.
Ilya hanya ditampilkan sebagai
karakter loli. Masa lalunya bersama Berserker juga tak disinggung.
Dua tokoh Matou Sakura dan Fujimura Taiga juga hanya tampil
sekedarnya sebagai tokoh minor.
Untungnya, fokus lain
dari UBW, yakni hubungan persaingan antara Shirou dan Archer, lumayan
diangkat ke permukaan. Bagaimana Archer membenci Shirou dengan segala
kenaifannya lumayan tertuang. Tapi rasa permusuhan alami mereka dengan
Gilgamesh menurutku semestinya bisa digali lebih dalam lagi.
Titik positif film ini, yakni
adegan-adegan pertarungannya, sekali lagi, benar-benar layak mendapat
perhatian. Adegan-adegan pertarungan pedang pada saat UBW diaktifkan
benar-benar menjadi tontonan aksi yang memuaskan dan enak dilihat. Melihat
adegan-adegan pertarungan ini saja sudah cukup mengatakan anime ini memuaskan.
“So as I pray, ‘Unlimited Blade Works.’ “
Kurasa cuma ada dua alasan utama
mengapa UBW dianimasikan. Satu, karakter Tohsaka Rin. Dua, teka-teki
tentang identitas asli Archer–yang dengan sedikit menyebalkan tak diceritakan
dalam seri TV anime-nya. Mengacu pada dua alasan tersebut, sudah jelas sekali
bahwa film layar lebar ini lebih diperuntukkan bagi para fans. Tapi
mereka-mereka yang sedang ingin melihat sesuatu yang keren, atau sekedar ingin
tahu sedikit banyak tentang garis besar FSN mungkin akan terpuaskan
saat menonton ini juga kok.
Dari kualitas cerita, kepuasan
mengikuti UBW di sini sama sekali tak sebanding dibandingkan kepuasan
menamatkan UBW di game-nya. Tapi mereka-mereka yang gregetan karena
merasaUBW di game semestinya lebih ‘keren’ lagi (bukan berarti yang di
game masih belum cukup keren sih), kurasa akan terpenuhi keinginannya melalui
film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar