THE
BUTLER CHAPTER 3
Annyeong!!!
Sekarang Ai bawa FF request dari chingu Ai di kost… ceritanyanya sendiri sih
terinspirasi dari dorama jepang yang judulnya MEI-CHAN NO SHIJUTSI.. tapi
semoga bagus dan gk kecewa sih.. soalnya ceritanya juga beda..Cuma mirip kok…
Ai minta RCL ma review ya.. don’t be silent reader.. okay… dari pada kelamaan
cincong..langsung baca aja..
OH
iya lupa…. Maaf ya..untuk chapter ini, sedikit.. n kurang panjang… maaf banget
deh… tapi buat chapter selanjutnya bakal ai bikin yang banyak… mian..
EXO milik Tuhan,
keluarga dan SM, tapi cerita tentu dari kerja otak Ai…
Let’s read!!!
Title : The Butler
Author : Ai a.k.a Kang Yongeun
Cast : Park Chanyeol as Park Chanyeol
Han Hain asYou (OC)
Other Cast : Temukan sendiri
Genre : Romance
Rating : T
Length : Chapter
Warning :
Gaje, typo dimana-mana, alur berantakan, don’t like don’t read. And don’t
copy..
“Mi-Mianhae…”
tak kurasa air mata menetes di pipiku. Segera kutundukkan kepalaku. Tak mau aku
jika pria berkulit gelap itu tahu jika aku menangis. Maafkan aku Jongin, aku
tak berpikir panjang jika kau akan sangat-sangat mengkhawatirkanku. Jeongmal
mianhaeyo.
Sret.
Dua telapak tangan menghapus air mata yang menganak sungai di pipiku.
Kudongakkan kepalaku. Kulihat mata Jongin menatap lembut mataku. Ya Tuhan,
kenapa matanya terlihat sendu? Padahal aku yang menangis. Jeongmal mianhae
Jonginnie. “Uljima agashi… jangan menangis karena perkataanku. Aku yang salah
agashi. Mianhae…”
Kata-kata
Jongin benar-benar menyejukkan hatiku. Tapi kenapa Chanyeol tak sepertimu
Jongin-ah? Andai dia sepertimu, mungkin aku tak akan mudah menangis seperti
sekarang. Astaga, kenapa di saat seperti ini aku malah memikirkan Chanyeol
bodoh itu?
*****
Hain
Pov
Aish
jinja, Jonghyun benar-benar babo. Kenapa ia masih bersembunyi di balik pohon
maple itu? Huh, kenapa ia tak segera menghampiri Sanghee dan namja itu? Dasar
namja keras kepala. Aish! Appo, gara-gara mengamati ketiga orang itu aku harus
bersembunyi di balik semak-semak sehingga digigit nyamuk. Ah, tangan dan
badanku gatal. Aku ingin pergi, tapi bagaimana dengan misi penyatuan cinta
sanghee-jonghyun? Aigoo. Okay Han
Hain, Fighting! Ini adalah kesempatanmu juga, lihat Chanyeol masih setia ada di
sampingmu. Setidaknya misi ini membuatmu bisa berduaan dengan seorang Park
Chanyeol.
Normal
Pov
Seorang
pemuda yang diketahui bernama Niel tengah berlutut di depan seorang gadis
bernama Kang Sanghee. Terlihat dari kejauhan ada tiga orang manusia yang tengah
memperhatikan kedua orang itu.
“Sanghee-ya,
bagaimana keputusanmu? Apa jawabanmu untukku?” Nampak pemuda itu bicara
hati-hati. Sedangkan yang diajak berkomunikasi masih terdiam dalam bingung.
Niel
menatap manik mata gadis bersurai hitam itu dengan dalam, “Sanghee-ya, kau tahu
aku menyukaimu. Jadi, maukah kau menjadi kekasihku?
Grep.
Seorang pemuda bersuara merdu tiba-tiba menginterupsi kegiatan yang telah
dilakukan Niel. Pemuda itu menarik secara kasar tangan milik Kang Sanghee.
Kontan gadis itu terkejut. Jangankan gadis itu yang terkejut, Niel saja juga
terkejut dengan kedatangan pengganggu tak diundang itu.
“Jangan
menyatakan cinta pada seseorang yang sudah memiliki pacar.” Ucap Jonghyun ketus
pada Niel. Sedangkan tangannnya masih menggenggam erat tangan gadis
disampingnya. Untuk Sanghee? dia hanya melongo tak percaya? Pacar? Bagaimana
mungkin dia suah punya pacar? Cintanya saja bertepuk sebelah tangan. Bagaimana
mungkin butlernya saat ini mengatakan
bahwa ia sudah punya pacar? Omo! Apa mungkin yang dimaksud pacar adalah pemuda
itu sendiri?
“Mwo?”
Niel mengerjab bingung. “Ini tidak mungkin. Setahuku Sanghee tak punya hubungan
dengan siapapun.”
Jonghyun
menampilkan smirknya. “Kau ingin bukti?” Belum sempat Niel menjawab pertanyaan
Jonghyun, ia sudah melihat hal mengejutkan. Dengan ganas Jonghyun melumat bibir
manis Sanghee. Awalnya yang dicumbu hanya diam tak membalas saking terkejutnya.
Tapi lama kelamaan gadis tersebut terbuai dengan perlakuan orang yang tengah
menciumnya. Rasanya ada yang membakar dirinya saat itu. Benar-benar memabukkan.
Sedangkan orang di samping mereka hanya bisa menatap Speechless.
Dua
orang lain yang tengah melihat peristiwa aneh tersebut hanya menghela nafas
dengan lega. Hah, akhirnya misi mereka berhasil. Untung saja kedua orang itu
sebelumnya berhasil mengompor-ngompori Jonghyun agar bisa mendapatkan ladynya sendiri.
*****
Hening.
Suasana itu sudah hening sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak kedua orang itu
duduk di sebuah bangku taman sepuluh menit yang lalu, sampai sekarang belum ada
suara yang muncul dari mulut mereka masing-masing. Entahlah, tiba-tiba suasana
bagi mereka menjadi canggung. Mereka tak lagi punya hubungan sebagai seorang
lady dan butler lagi. Kini mereka duduk bersama hanya karena baru saja membantu
sahabat mereka masing-masing untuk mendapatkan cinta.
Tak
mau lagi diselimuti keheningan, si gadis membuka suara. “Gumawoyo.”
Si pria mengernyitkan
dahi, “Untuk?”
Gadis
itu mencoba menatap mata pemuda disampingnya. Ah sial, itu membuatnya merona.
Sekarang pipinya dihiasi blush-on merah alami. Segera ia menundukkan kepalanya.
Ia tak ingin salah tingkah. “Gumawoyo sudah memabantuku untuk menyatukan cinta
mereka, Chanyeol-ssi.”
“Eoh.” Namja itu mengangguk. “Jonghyun juga
temanku. Jadi aku harus membantu.”
Hening
lagi.
“Hain-ssi…”
Yeoja itu menoleh mendengar panggilan dari orang yang disukainya.
“Bagaimana
kabarmu selama ini? Bahagia?” Tanya Chanyeol. Yang ditanya hanya mengangguk
lemah. “Jongin baik padaku. Jadi aku baik-baik saja.” Ada senyum getir muncul
dari wajah Park Chanyeol mendengar penuturan mantan ladynya.
“Kau
menyukai pemuda itu sebagai pria?” Tanya Chanyeol yang mebuat Hain sedikit
bingung. Sebenarnya apa maksud pertanyaan dari namja bertelinga lebar itu?
“Aniyo.”
Yeoja itu menggeleng polos. “Dia sangat baik padaku. Seperti seorang kakak yang
menyayangi adiknya. Jadi tidak mungkin aku melihatnya sebagai pria.”
Chanyeol
menghela nafas lega. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Tapi saat ini
seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya. “Apa kau menyukai seseorang
saat ini?” Tanya namja itu lagi. ‘Kau
yang kusukai Yeollie.’ “Kenapa diam?”
“Humzt..
aku…” Hain bingung harus menjawab apa hingga pertanyaan yang keluar dari
mulutnya sendiri membuat luka dihatinya. “Apa kau bahagia bersama Luna-ssi?”
“Aku…”
“Pasti
kau bahagia bersamanya.” Yeoja bermarga Han itu memaksakan senyum hambarnya
yang jelas menyedihkan sekali. “Chukkae Chanyeol-ssi, akhirnya kau bisa bahagia
bersama orang yang kusukai.”
“Han
Hain-ssi aku…” Terlihat ada keraguan di mata Chanyeol saat pemuda itu ingin
mengeluarkan suaranya. “Sebenarnya sekarang ini aku tidak…” Belum sempat
Chanyeol menyelesaikan kalimatnya, Hain sudah memotong ucapanya terlebih
dahulu. Yeoja itu tak memotong ucapan Chanyeol dengan ucapan ataupun perkataan,
tapi yeoja itu memotong ucapan Chanyeol dengan bibirnya. Ya, dengan berani
gadis itu mencium pemuda yang disukainya itu. Entahlah, sepertinya kesadaran
gadis itu sudah menghilang. Dengan beraninya dia mencium mantan butlernya
sendiri. Memang hanya sebatas menempel saja. Tapi sepertinya yeoja itu
merasakan candu manis yang memenuhi bibirnya. Ia dapat merasakan bibir tebal
pemuda itu. Begitu nyaman hingga membuat jantungnya ingin melompat entah
kemana. Park Chanyeol? Pemuda itu masih diam ditempatnya. Ia merasakan manis
yang luar biasa pada bibirnya. Rasanya lebih manis dari yang dulu ketika ia
mencium gadis bernama Hain itu. Ia menginginkan lebih dari ini. Bukan hanya
sebatas bibir yang menempel saja tapi ia ingin melumat bibir itu bergantian
dari bibir atas dan bawah secara bergantian. Ia ingin lebih. Pemuda itu
menginginkan Cherry segar itu sekarang.
Sudah
bulat dengan nafsu yang mengelilingi tubuhnya, Chanyeol harus merasa kecewa
ketika tautan itu terlepas. Seperti ada yang hilang dari dirinya. Saat ini ia
hanya menginginkan Cherry itu menyatu dengan Cherry miliknya.
“Mian.
Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena sebelumnya kau sudah menjagaku
Chanyeol-ssi.” Hain menunduk setelah sadar apa yang barus saja dilakukannya.
“Ah, aku harus pergi Chanyeol-ssi, aku harap kau bisa selalu bahagia dengan
Luna.” Dengan terburu-buru Hain berdiri
untuk meninggalkan pemuda itu sendiri. Ia hanya tak mau teringat bahwa cintanya
hanya bertepuk sebelah tangan.
Sret.
Dengan cepat Chanyeol menarik pergelangan tangan Hain agar kembali duduk di
bangku taman. Tanpa aba-aba segera diraihnya tengkuk yeoja itu dengan cepat.
Segera dilumatnya bibir cherry itu dengan brutal saking tidak sabarnya. Manis,
ya, itu yang dirasakan Chanyeol saat ini. Segera dihisapnya kuat-kuat bibir
atas dan bawah itu pertanda ia meminta balasan. Sayang, hingga 20 detik berlalu
belum ada balasan dari lady pemilik butler seorang Kim Jong in itu. yeoja itu
terlalu terkejut untuk membalas ciuman panas yang diberikan pemuda bersurai
hitam legam itu. Dada yeoja itu terasa bergemuruh hebat. Perut yeoja itu terasa
dililit ribuan kupu-kupu. Nafas yeoja itu semakin memburu. Dia benar-benar
melayang saat ini.
Tak
ada balasan, dengan sengaja Chanyeol mengginggit bibir bawah mantan ladynya
itu. Dihisapnya kuat-kuat darah yang sedikit mengalir di bibir bawah itu. Oh
Shit, sepertinya Hain sudah terbuai dengan ciuman panas yang diberikan oleh
Chanyeol pada cherry pinknya. Tanpa sadar yeoja itu membalas ciuman namja
bermata besar itu. Ia hanya mencoba mengimbangi permainan indah yang diberikan
Chanyeolnya. Ya, walaupun ia hanya bisa sesekali memabalas ciuman panas itu.
Baginya ciuman Chanyeol untuknya saat ini begitu panas dan menggairahkan
sehingga tubuhnya terasa sangat panas. Sebenarnya sejak tadi lututnya sudah
lemas, jika saja Chanyeol tak menahan tengkuknya, mungkin ia sudah terjatuh
dalam dada bidang pemuda kekar itu. Ya Tuhan Park Chanyeol, kau sudah membuat
bibir yeoja bernama Han Hain itu membengkak.
Nafas
seorang Han Hain semakin memendek. Ciuman Chanyeol memang memabukkaknnya. Tapi
sekarang ia butuh udara. Dengan tenaga kecilnya ia mencoba mendorong bahu
pemuda itu agar melepaskan tautan mereka. Tapi sungguh Chanyeol benar-benar
bodoh. Ia tak menggubris sama sekali tindakan yeoja yang sudah kehabisan udara
itu. Frustasi. Gadis itu butuh udara sekarang juga. Segera dipukulnya dada
bidang milik Chanyeol dengan kuat berkali-kali. Benar saja pemuda itu menyadari
bahwa gadis yang tengah dicumbunya sudah butuh pasokan oksigen yang banyak.
Dengan sangat tidak rela Park Chanyeol melepaskan tautan bibir diantara mereka.
Sebagai ganti ia persatukan kening mereka. Dapat dilihatnya dengan jelas bahwa
gadis yang baru saja diciumnya secara brutal itu meraup oksigen
sebanyak-banyaknya. Wajah gadis itu juga terlihat semerah tomat. Itu
pemandangan yang sangat indah bagi Chanyeol. Ingin diraupnya kembali bibir
gadis itu. Tapi ia sadar bahwa gadis itu masih membutuhkan oksigen
sebanyak-banyaknya. Oh Tuan Park kau harus bersabar kali ini!
Bugh.
Seorang pemuda bersurai brunette dengan mata sarat emosi memukul pipi kiri Park
Chanyeol. Kontan seorang gadis yang baru saja dicium Chanyeol dengan ganas
terkesiap. Apalagi saat tahu siapa yang baru saja memukul orang yang disukainya
adalah Kim Jongin, butlernya sendiri.
Darah
segar mengucur di sudut bibir Chanyeol. “Jangan pernah kau berbuat kurang ajar
pada Hain lagi!” Bentak Jongin penuh penekanan. Segera diambilnya pergelangan
tangan milik Hain agar gadis itu tak bisa menolong pemuda yang baru saja
dipukulnya.
“Aku
ingatkan kau sekali lagi Tuan Park, jangan pernah sekalipun kau menyentuh Han
Hain lagi. Kau tak pantas menyentuhnya sama sekali. Kau hanya seorang butler
yang bukan lagi milik ladyku!”
Chanyeol
hanya mendecih. Ia masih ingin merasakan cherry manis milik Hain tapi dengan
seenaknya pemuda dengan nama panggilan Kai itu mengganggu kegiatannya untuk
melakukannya.
“Jongin-ah…”
Sebut Hain lirih. Sungguh sekarang ia sangat merasa bersalah pada butlernya
itu. Tapi untuk sejenak tadi ia terbuai dalam sentuhan seorang Park Chanyeol.
“Dengar
Hain agashi, jangan pernah kau berhubungan dengan pemuda tak tahu diri itu. Kau
tak pantas bersamanya.” Jongin mengeratkan genggamannya pada jemari mungil Han
Hain.
“Jongin-ah…”
“Yak
apa yang kau lakukan Kim Jongin? Jangan pernah menyuruh Han Hain. Lagi pula dia
juga ladymu sendiri. Kau hanya seorang butler dari Han Hain.” Chanyeol
mencibir.
Jongin
mengeluarkan smirknya. “Butler?” Kini pemuda maskulin itu tersenyum remeh. “Kau
pikir aku seorang butler, Park Chanyeol-ssi? Aku tak yakin kau adalah seorang
butler dengan rangking S.”
Hain
menatap Jongin bingung. Ia hanya mengerjapkan matanya. Untuk Chanyeol
sebenarnya ia sudah merasa curiga sejak awal. Tapi mengingat selama ini pemuda
berkulit sedikit gelap itu tak pernah berbuat macam-macam, jadilah ia hanya
mendiamkannya saja. Toh lagi pula dia bukan butler untuk Han Hain lagi.
Chanyeol
menatap Jongin penuh selidik. “Siapa kau sebenarnya?”
“Aku?”
lagi-lagi Jongin mengeluarkan smirknya.
“Kau bisa menyebutku sebagai tunangan dari mantan ladymu ini.”
“MWO?”
dua orang yang mendengar ucapan Jongin kali ini merasa tak lagi menginjak
tanah.
TaoBaekCiuman
Gimana?
Gaje ya? Mian.. soalnya agak dikit ceritanya… biasa ada banyak perubahan
cerita.. tapi tetep Review ya…