mungkin biasanya ai nge-post yang berhubungan sama yang namanya korea, tapi kali ini ai akan nge-post artikel tentang tugas kuliah.. bagi yang pingin tahu contohnya untuk dipelajari, silahkan dibaca...
makalah ini dibuat oleh mahasiswa PKnH yang bernama Erni Kuswulandari
TUGAS
MATA KULIAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL
“ANALISIS
WAWANCARA DENGAN ORANG YANG BERKEPRIBADIAN UNIK DAN MENARIK”
Dosen
: Pratiwi Wahyu Widiarti, M.Si
Disusun Oleh :
Erni Kuswulandari Suwarno
12401241003
JURUSAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2013/20
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan rezeki-Nya saya mampu menyelesaikan laporan hasil wawancara terkait
tugas mata kuliah Komunikasi Interpersonal ini dengan baik.
Laporan
ini saya buat terkait tugas mata kuliah Komunikasi Interpersonal yang diampu
oleh Ibu Pratiwi Wahyu W, M.Si, untuk menemukan dan mewawancarai orang atau
pribadi di lingkungan sekitar yang dianggap unik dan menarik. Dalam laporan ini
terdapat identitas pribadi orang yang saya wawancarai, riwayat kehidupan dan
hubungan sosial, kajian teori dan analisis.
Ibarat tak ada gading yang tak retak, seperti itulah
laporan ini, dalam pembuatan
laporan ini saya menyadari masih terdapat kekurangan, masih banyak kesalahan dan belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
IDENTITAS
PRIBADI ORANG YANG DIWAWANCARAI
1
RIWAYAT HIDUP DAN KEHIDUPAN SOSIAL
1
KAJIAN TEORI
3
ANALISIS
6
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................7
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Sri Lestari
Usia : 40 th
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Jemawan, Jemawan, Jatinom,
Klaten
Profesi : Buruh Rewang
Status
perkawinan : Kawin
Jml. Anak : 3
RIWAYAT HIDUP DAN KEHIDUPAN SOSIAL
Ibu Sri lahir di Klaten sekitar 40 tahun yang lalu
dari sebuah keluarga sederhana. Anak kedua dari tiga bersaudara ang hanya
tamatan SD ini mulai menjadi buruh rewang beberapa tahun setelah beliau
menikah. Pekerjaan ini diambil beliau demi membantu suaminya mencari nafkah
agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Maklum saja, suaminya hanya seorang
buruh bangunan yang penghasilannya tidak seberapa
Untuk dikenal menjadi buruh rewang tidaklah mudah,
butuh keuletan dan promosi dari mulut ke mulut mengenai kemampuan si buruh
rewang. Selama ini ibu Sri dengan jasa tenaganya selalu ulet dan telaten dalam
pekerjaanya sebagai buruh rewang di setiap hajatan-hajatan yang diadakan oleh
kliennya. Selama pekerjaan beliau menjadi buruh rewang, istri dari seorang pria
paruh baya ini tidak pernah mematok tarif harga untuk setiap tenaga yang
dikeluarkan. Bagi beliau, terserah klien yang menyewa jasanya akan memberikan
berapa saja, banyak ya Alhamdulillah, sedikit ya disyukuri juga. Menurut beliau
banyak kecilnya nominal tidak masalah, yang beliau tahu selama ini hanyalah
selalu bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan orang yang membuat
kesepakatan kerja dengannya.
Walaupun setiap hari beliau hanya menawarkan jasa
buruh rewang di daerahnya, dan hanya sebatas dikenal di daerahnya saja, ibu
yang dikenal tekun oleh tetangganya ini selalu menerapkan hidup sederhana dan
juga menerapkan pepatah jawa yakni nerimo
ing pandum. Baginya, dengan segala usaha yang sudah keras dilakukannya,
tetap saja segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak sang pencipta. Jadi
beliau akan menerima dengan ikhlas segala hal yang sudah digariskan oleh sang
pencipta mengenai hidupnya dan pekerjaannya.
Dari pekerjaannya sebagi buruh rewang ini, beliau
dapat membantu suaminya untuk menyekolahkan anak pertamanya di perguruan
tinggi. Saat ini anak pertama beliau masih tercatat sebagai salah satu mahasiswa
perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Meskipun putra beliau mendapatkan
beasiswa di perguruan tingginya, akan tetapi hal itu tidak mencukupi kehidupan
sehari-hari, seperti biaya sewa kamar kost yang lumayan cukup tinggi dan uang
makan. Untuk itu beliau dan suaminya bekerja keras membanting tulang demi anaknya
untuk memenuhi segala kebutuhan anak mereka yang sedang menempuh pendidikan.
Harapannya, suatu hari anak-anaknya dapat sukses.
Alasan saya memilih ibu Sri
untuk diwawancarai karena menurut saya beliau adalah tokoh unik dan menarik.
Tidak seperti buruh rewang yang lain yang hanya bekerja berdasarkan kebutuhan
untuk memenuhi isi perut, akan tetapi dalam bekerja beliau selalu mengutamakan
kebutuhan dan memahami apa yang dibutuhkan kliennya dengan tenaga dan sifat
ramah yang dimilikinya.meskipun terkadang ada kliennya yang bahkan tidak
membayar jasa beliau dan hanya sekedar membeir sedikit sembako untuk jasanya,
ibu yang dimata ketiga anaknya masih tatap cantik ini tak pernah marah dan
mengeluh. Bagi beliau rezeki sudah diatur dengan sangat-sangat baik oleh sang
pencipta. Yang dia tahu dia harus menyenangkan kliennya dengan menunjukkan
segala usaha kerasnya saat bekerja. Inilah yang saya suka dari beliau, ibu yang
belum lama menginjak usia 40 tahun ini adalah tipe pekerja keras yang tidak
peduli bagaimana hasilnya kelak.
KAJIAN TEORI
Secara kodrati, manusia hidup sebagai makhluk individu
dan sosial. Sebagai makhluk individu artinya, bahwa setiap manusia pada
hakikatnya memiliki “keunikan” yang membedakan dengan orang lain. Sebagai
makhluk sosial artinya, bahwa secara kodrati sejak dilahirkan manusia tidak
dapat hidup sendirian, melainkan memerlukan pertolongan dari orang lain di
lingkungannya.
Menurut
Suranto (2011: 24), hubungan antar manusia dibina atas dasar hal-hal kecil yang
mengakrabkan persahabatan, yang terbit dari kata hati yang tulus ikhlas dan
mengejawantah sebagai sikap positif dalam berkomunikasi. Sikap positif yang
perlu dikembangkan untuk mendukung efektifitas komunikasi interpersonal antara
lain:
1. Membuka pintu komunikasi
2.
Sopan
dan ramah dalam berkomunikasi
3.
Jangan
sungkan meminta maaf pada saat merasa bersalah
4.
Cepat
dan tanggap
5.
Penuh
perhatian
6. Bertindak jujur dan adil
Adapun ciri-ciri
hubungan interpersonal :
1. Mengenal secara dekat
2.
Saling
memerlukan
3.
Pola
hubungan antar pribadi; yang ditunjukkan oleh adanya sikap keterbukaan di antara keduanya
4. Kerjasama
kemudian, faktor-faktor
yang mempengaruhi kadar hubungan interpersonal antara lain:
1. Toleransi
2.
Kesempatan-kesempatan
yang seimbang
3.
Saling
menghargai orang lain
4.
Sikap
mendukung, bukan sikap bertahan
5.
Sikap
terbuka
6.
Pemilikan
bersama atas informasi
7.
Kepercayaan
8.
Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan dan kehangatan
9.
Kesejajaran, atau posisi yang sama bagi
kedua pihak
10. Kontrol atau pengawasan
11. Respon (ketepatan dalam memberikan tanggapan)
12. Suasana emosional
Karena kadar hubungan
interpersonal setiap orang berbeda, sebagai makhluk sosial yang merasa perlu
berhubungan dengan orang lain dan banyak orang maka orang perlu tahu kriteria
untuk menilai kadar hubungan interpersonal agar dengan orang lain dapat
bersikap lebih terbuka . Ada beberapa
kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kadar hubungan interpersonal :
1. Mengenali profil diri.
2. Memperoleh informasi tentang orang lain (bahkan yang bersifat
negatif).
3. Aturan-aturan dalam hubungan
interpersonal lebih banyak dikembangkan oleh kedua belah pihak.
4. Mengutamakan kepentingan bersama.
5. Keakraban.
6. Kebersamaan, maksudnya kedua belah
pihak saling melengkapi dan saling kerjasama.
7. Kesalingbergantungan.
8. Mendatangkan kebahagiaan.
9. Kuantitas dan kualitas.
Siklus hubungan interpersonal dapat dideskripsikan
sebagai proses hubungan antar manusia menuju pada kebersamaan. Kebersamaan
adalah puncak dari hubungan interpersonal yang ditandai dengan karakter
keharmonisan. Apabila terjadi erosi hubungan interpersonal, maka tahapan
hubungan interpersonal dapat mengarah pada perpisahan. Setelah terjadi
perpisahan, antagonisme, konflik sangat mungkin terjadi rujuk dan kesepakatan
baru,sehingga terjalin kembali keinginan membina huhubungan interpersonal
dengan kembali kepada tahap menuju kebersamaan.
Berikut adalah gambar siklus dari hubungan
interpersonal :
Kebersamaan
Pengikatan pembedaan
Penggiatan pembatasan
Penjagaan penghindaran
Perkenalan pemutusan
ANALISIS
Dari biodata pribadi dan riwayat
kehidupan ibu
Sri Lestari, jika dikaitkan
dengan siklus hubungan interpersonal adalah sebagai berikut:
1.
Tahap
perkenalan
Perkenalan diawali dari seringnya subyek
(ibu Sri
Lestari) menawarkan tenaganya untuk
hajatan-hajatan di kampung tempat tinggal saya.
2.
Tahap
penjajagan
Tahap ini dimulai dengan perkenalan
identitas pribadi ibu
Sri Lestari yang mendasar.
3.
Tahap
penggiatan
Setelah tahap penjajagan terasa nyaman
dan lancar, beralih ke tahap penggiatan dengan lebih mengenal sosok pribadi ibu Sri Lestari melalui riwayat hidup yang diceritakan
langsung saat wawancara. Saat tahap ini berlangsung, suasana terasa semakin
akrab dan mengarah pada sikap terbuka.
4.
Tahap
pengikatan
Seringnya ibu Sri Lestari
menerima panggilan menjadi buruh rewang di acara hajatan-hajatan yang besar,
membuat ibu sri dikenal sebagai buruh rewang yang sangat dibutuhkan dan
diharapkan kerjasamanya saat ada hajatan-hajatan yang lain. Akan tetapi, tidak
ada ikatan khusus antara ibu Sri Lestari dengan kliennya, karena biasanya
beliau dipanggil secara spontan.
5.
Tahap
kebersamaan
Intensitas waktu untuk bertatap muka
dengan para klien
yang menyewa jasanya menimbulkan
suasana kebersamaan tersendiri. Walupun tak ada ikatan khusus yang mengikat
namun suasana kebersamaan yang muncul di tengah-tengah masyarakat dikarenakan
adanya faktor keseringan.
6.
Tahap
pemutusan
Jika acara hajatan telah
selesai, maka kerja sama berhenti, akan tetapi jika pemilik hajatan yang
menyewa jasa ibu Sri Lestari mengadakan hajatan lagi, dia dapat memanggil dan
menyewa lagi jasa ibu Sri Lestarilagi dan kebersamaan akan tercipta lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta :
Graha Ilmu.